Kamu sunyi dalam hiruk-pikuk itu. Mataku bertanya. Aku tidak baik-baik saja, jawabmu dalam sebuah kedip yang lelah. Aku tahu. Dan kita mencari sepi untuk meringkus sesak. Matamu sembap. Jelaga itu lekat padamu seperti sesuatu yang pernah. Seperti sesuatu yang sudah.

Setiap perpisahan membawa luka sendiri-sendiri. Lukamu sudah dimulai sejak awal kalian bertemu. Pada segala yang terasa tidak seharusnya. Mengetahui akhir ceritanya sejak mula ternyata tak bisa menjadi pengurang rasa sakit ketika kamu sampai pada halaman terakhir. Sesuatu yang sudah diduga masih tak bisa membuat tangismu reda ketika waktunya tiba.

Aku tidak hendak menghiburmu atau membuatmu tertawa. Aku hanya akan duduk diam di sini dan membiarkanmu menangis. Selama yang kamu perlu. Because tears are words the heart can’t say.

hanny

13 Responses

  1. terkadang menangis memang melegakan hati yang sesak. tapi kalau yang menangis adalah seorang lelaki di hadapan seorang wanita, gimana, han?

    1. errr temen cowok saya banyak sih yang suka nangis depan saya hihihihi gpp juga sih, ga masalah, lelaki kan manusia juga :p ya, nggak? 😀

    1. betul 😀 mending abisin nangisnya sehari terus besok senyum lagi, daripada ga nangis tapi auranya mendung terus sampai sebulan 😀

If you made it this, far, please say 'hi'. It really means a lot to me! :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?

READ MORE:

Screenshot 2022-12-08 at 12.43.17
This year, I learned to accept the days when I don't feel motivated, tired, or a bit grumpy. I learned to allow myself to sit with this feeling instead of feeling guilty about it and forcing myself to be productive, socialize, or just get things done.
Photo by Georgia de Lotz on Unsplash
In the end, self-care is not always about doing the things that make us feel good or give us instant gratification. It's also about doing the RIGHT thing: something that is good for us in the long run—even if it may feel hard at times.
Hanny illustrator
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting life—one word at a time.

hanny

TAKE WHAT YOU NEED
VISIT THE SHOP