Selintas hujan berkelebat sekejap; menjelma putih yang membuat mata hanya bisa melihat dalam jarak pandang terbatas. Satu meter? Jarak pandang yang kemudian menyapu dirimu.
Bersebelahan, kita terperangkap dalam sebuah kotak kaca. Transparan seperti batu es dalam gelas yang sudah mencair sehingga iced tea itu tidak lagi dingin. Mesin penggiling kopi yang berderum di kejauhan. Sebungkus rokok yang tidak dinyalakan karena intensitas yang sedemikian pekat sehingga tak bisa bahkan untuk mengambil jeda napas.
[Nokia N73. Tas kerja berisi berkas-bekas. Sepatu hak tinggi. Kemeja lengan panjang yang digulung hingga sebatas siku. Virgin Suicides-nya Eugenides. Jas yang tergeletak di sandaran sofa. Kaus abu-abu ditingkahi ikat pinggang besar hitam bergaya vintage. Blackberry. Gemerincing 24 gelang kecil. Tan Dial].
Kita meraya dalam potongan-potongan kue cokelat dan makanan berlemak; enggan melacur pada semangkuk salad dan segelas air mineral. Orang-orang datang dan pergi dalam gerak lambat. Detik berhenti pelan-pelan, memecah kembali menjadi 24 jam dalam waktu di batas hati. Lama. Setiap gerak membelah diri menjadi satu episode berisi puluhan cerita yang bisa tertuang dalam ketakterbatasan.
Kata-kata beraroma mint. Sebuah lagu yang tidak jelas. Tidak penting. Semua mengalir pada cangkir ketiga. Teh, smoothies, kopi (“what about a bottle of wine afterwards?“). Buku menu itu pun kemudian dibiarkan tergeletak di pangkuan.
Kita bahkan tak menyadari bahwa ternyata hujan sudah lama berhenti.***
8 Responses
wooo… nambah2 keyword N73, hahahaaa usaha mengecoh mesin pencari :p
wakakakak, emang hp kesayangan gue sih :p ga maksud. yang dicari orang itu biasanya memory low N73 π
sekarang cuaca panas dingin, han…
*gak nyambung*
kemaren perasaan ga ujan deh Han
bikin lamaran ke nokia sekalian π
hahaha~
eh, layout baru lagi *OOT*
kue coklat memang lebih menggiurkan daripada salad π
tulisan yang kayak gini apa namanya mbak? ndak ngerti saya maksudnya
*gagap sastra*