Bisakah kesibukan dijadikan alasan untuk melewatkan sebuah kesempatan? Misalnya pernikahan dan ulang tahun seorang teman?

Bagaimana jika hubungan profesional bergesekan dengan hubungan personal pada ruang dan waktu yang persis sama? Bagaimana bila pikiran yang semrawut ternyata melewatkan sebuah momen penting yang sebenarnya sudah saya catat di dalam sebuah buku kecil?

Untuk saya, semua itu tidak bisa dijadikan alasan.
Sungguh.

Sekarang saya bisa mengerti mengapa seseorang melupakan hal-hal tertentu; atau melewatkan kesempatan-kesempatan tertentu. Bahkan hal-hal dan kesempatan-kesempatan yang sebenarnya penting dan sangat berarti bagi kehidupan mereka. Karena ternyata hal-hal remeh dalam hidup bisa menyerpih begitu rupa sehingga mampu menutupi segalanya…

Meskipun saya harap, ketika hal ini terjadi, mereka yang tak dapat merasakan kehadiran saya bisa memaafkan ketidakberadaan saya di sekitar mereka (tidak, saya tidak meminta mereka untuk mengerti, that is too much to ask).

Saya merasa begitu bersalah karena tidak dapat menghadiri pernikahan seorang teman dan melupakan ulang tahun seorang kawan. I feel like a total jerk. How can you make up for that apart from saying that you’re truly sorry?

hanny

8 Responses

  1. hiks
    aku juga suka begitu
    makin pelupa
    alih-alih memanfaatkan teknologi untuk mengingat semua, belakangan malah makin banyak hal tercecer 🙁

  2. Lupa. Sama, aku juga masih sering seperti itu.

    Kata orang,lupa itu karena ketika kita “berada di sini”, kita tidak benar-benar “berada di sini”..

  3. duh aduh… sibuk nih…
    tapi, senangnya punya kesibukan; hidup jadi lebih dimaknai karena diisi sesuatu yang berarti…

    [dadun]

  4. Eh hanny…mmgnya lo udh kawin?? koq gue bisa lupa yah jeng 🙂

    Iya han..krn gue jg sering lupa ama hal2 kecil yg dialami tmn2 gue, jadinya gue jg sering dilupakan deh…

    Itulah hukum karma dlm kehidupan(halllah…:0)

    btw, gue link blog loe yah di tempat gue.

If you made it this, far, please say 'hi'. It really means a lot to me! :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?

READ MORE:

Unsplash
We tend to shape our memories of them based on the limited time we spend with them—and our memories of them, over time, will be replaced with one single word, one single interaction, or one single feeling.
Beradadisini Love Letter to Self
I took up a personal journaling project this week: writing a love letter to myself before bed. I work on a thin A6-size handmade paper journal I got from a paper artist, Els. The journal is thin and small enough, so it doesn't overwhelm me. It feels like I am only going to work on a small project.
annie-spratt-YF8NTmQyhdg-unsplash
Standing up for yourself does not have to look aggressive. It does not have to feel like a fight. It's not always about convincing others or explaining yourself and your decisions with the hope that everyone else understands or accepts your choice.
Hanny illustrator
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting life—one word at a time.

hanny

TAKE WHAT YOU NEED
VISIT THE SHOP