Sebuah jendela yang sudah lama tak terbuka.

Saya bahkan tidak tahu bahwa jendela itu ada. Sampai akhirnya dia membuka jendela itu dan muncul di hadapan saya.

Kami mulai dari nada; sesuatu yang sejak dulu menjadi kegemaran kami berdua, kemudian jendela itu terisi dengan kata-kata, begitu saja; baris demi baris memenuhi bingkainya dengan masa-masa ketika kami belum dewasa.

Tetapi waktu mengubah segalanya, juga cara dia memandang dirinya. Dia, pelan-pelan melepaskan mimpinya. Dia, yang dulu begitu yakin dengan apa yang dia punya, kini mengaku telah lebih ‘realistis’ dalam menjalani hidupnya. Dia, yang justru saya kagumi karena talenta dan rasa percaya diri yang dimilikinya, memutuskan untuk menjalani hidup secara ‘biasa-biasa’ saja.

Tetapi dia memang sudah dewasa, karena dulu, tidak pernah terlintas dalam benak saya bahwa ia akan mengatakan sesuatu seperti ini: “We don’t have much, but we have each other“.

Kita semua memang sudah dewasa; tetapi haruskah kita tumbuh menjadi orang-orang dewasa yang skeptis dan realistis, orang-orang dewasa yang selalu kita benci ketika kita masih sangat muda; ketika kita masih percaya bahwa kita bisa melakukan apa saja?

Saya masih percaya bahwa kita bisa melakukan apa saja. Meskipun kita sudah dewasa. Dan saya berharap kamu juga masih memiliki keyakinan yang sama.

IMG. http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/db/Window2006-05-21.JPG/
180px-Window2006-05-21.JPG

hanny

7 Responses

  1. kk .. kamu
    pasti membaca pikiran saya
    belakangan saya juga sering berpikir ke arah sini, serupa apa yg kamu tulis

    rasanya makin tua kok makin takut melakukan sesuatu ya, padahal nggak selamanya begitu

    🙂

    nice posting
    as always
    (bener gak grammarnya? *Halah* hahahha)

  2. Strong words!!!!!!!!!!! I think you should collect your writing and publish.. Or at least, share your short stories to me dooonggg….. I’ll wait! 😉

  3. atta – hihihi bener kok ta ;p semangat yaaaa semoga percobaan kedua-mu berhasil dan bisa lulus dengan nilai yang baik 😀

    hawe – aaaa malu ah ama agung; nggak bisa nyaingin ‘buku piah’ ;p hehehehehe

  4. Seperti banyak lirik lagu senada.. together we can make this happen.. and sort of..

    Unity rules and can contend challenges ahead.. keep up the high spirit.

If you made it this, far, please say 'hi'. It really means a lot to me! :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?

READ MORE:

Screenshot 2022-10-05 at 16.18.53
I haven't been writing a lot these past two years. I haven't been sharing a lot as well. I didn't have the mental capacity to do so. Moving to Amsterdam during the pandemic—with lockdowns and curfews, far from friends and families, didn't sit well with me. I was sad most of the time. Angry, other times.
Hanny illustrator
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting life—one word at a time.

hanny

TAKE WHAT YOU NEED
VISIT THE SHOP