Andai kamu tahu, bahwa ketika masa lalu, masa kini, dan masa depan saya digeletakkan di tengah sebuah meja kopi, kamu menjelma dalam secarik kartu dengan lambang ratu dan hati merah.

“Ada cinta yang masih diperjuangkan, satu masalah yang terus mengganggu pikiranmu selama ini…”

Dia bukan seorang peramal–tetapi seorang psikolog yang ahli dalam hipnoterapi klinis; dan kebetulan adalah mantan dosen psikologi saya. “Di Amerika, Tarot sudah mulai masuk ke dalam mata kuliah psikologi,” ujarnya serius. “Makanya saya mempelajarinya.”

Jika dia benar, dalam 6 bulan ke depan, masih tidak ada kamu dalam kehidupan saya.


Dalam perjalanan pulang dari sebuah pernikahan, saya dan seorang teman memutar lagu-lagu romantis dari sebuah CD–yang dia dapatkan dari sebuah acara pernikahan yang lain. Sang teman baru saja menjalin hubungan setelah lama terpuruk dalam ketidakpastian.

Dan saya mengeluarkan satu kalimat sakti itu ketika kami kembali mengenang masa lalu: “Semua indah pada waktunya.”

Kami pun tertawa. Iya, ternyata semua kepahitan itu membawa sesuatu yang indah dalam kehidupan kami sekarang ini. Karena cinta bekerja dengan cara-cara yang tidak kita mengerti, dengan waktu mengalir, cair–di sela-selanya.

Seperti membaca sebuah buku tebal beratus-ratus halaman, yang dibutuhkan adalah sedikit kesabaran ditambah rasa penasaran. Karena mengetahui akhir ceritanya duluan ternyata juga tidak seru-seru amat. Hanya membuat kita kecewa dan tidak ingin melanjutkan membaca. Dan buku itu tersia-sia.

Selama kita masih punya pilihan, kita masih punya harapan ….
Masa depan yang saya harapkan bergantung pada pilihan-pilihan saya sekarang. Dan jika ternyata pilihan saya tidak membuahkan hasil yang diinginkan, mungkin saya harus bersabar lagi sebentar.

Karena semua indah pada waktunya.

IMG. http://www.aeclectic.net/tarot/cards/_img/housewives-03041.jpg

hanny

If you made it this, far, please say 'hi'. It really means a lot to me! :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?

READ MORE:

Unsplash
We tend to shape our memories of them based on the limited time we spend with them—and our memories of them, over time, will be replaced with one single word, one single interaction, or one single feeling.
Beradadisini Love Letter to Self
I took up a personal journaling project this week: writing a love letter to myself before bed. I work on a thin A6-size handmade paper journal I got from a paper artist, Els. The journal is thin and small enough, so it doesn't overwhelm me. It feels like I am only going to work on a small project.
annie-spratt-YF8NTmQyhdg-unsplash
Standing up for yourself does not have to look aggressive. It does not have to feel like a fight. It's not always about convincing others or explaining yourself and your decisions with the hope that everyone else understands or accepts your choice.
Hanny illustrator
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting life—one word at a time.

hanny

TAKE WHAT YOU NEED
VISIT THE SHOP