Tidak sampai 3 minggu setelah saya mem-posting ini, saya bertemu dengan dia. Seharusnya saya bertemu dengan kawannya; yang entah kenapa pada hari itu tidak jadi datang. Mungkin di sana ada campur tangan Tuhan. Akhirnya, hari itu, dia yang menyapa kejemuan saya. Kami bercipika-cipiki, berbasa-basi, ketawa-ketiwi, dan saya bersikap seolah tak pernah ada yang terjadi.
Kemudian tiba-tiba dia berkata,”Hei, gue masih ngutang traktir lo makan siang, ya?”
Saya cuma tertawa dan melambaikan sebelah tangan–seolah-olah ingin mengatakan “Ah, no big deal.”
Andai dia tahu 🙂