Ah. Terdengar samar-samar suara burung-burung di hutan. Pelan. Sedikit nyaring. Nyaring. Berisik. Ia meraih dengan tangan kirinya; berharap menyentuh ranting atau daun-daun yang meneteskan embun. Ternyata alarm telepon genggamnya yang berbunyi.
Ia menguap. Mematikan alarm. Memandangi langit-langit dan lampu berbentuk bola-bola kecil berwarna-warni di sudut sana yang dibawakan seorang kawan dari Thailand. Ia menguap lagi, dan satu demi satu gelembung itu beterbangan dalam benaknya yang tersaput kabut.
Hari Selasa. Oh, bukan. Rabu. Pegal. Lapar. Mie goreng. Mmm. Dingin. Ngantuk. Kayaknya hari ini harus bawa sesuatu ke kantor. Duh, perih di punggung tangan. Lho, luka. Paper-cut akibat kemarin. Ngantuk…
Kemudian ia meregangkan tubuhnya, beringsut-ingsut menuju kamar mandi, dan menenggak segelas susu hangat yang tergeletak di atas meja dalam perjalanan menuju ke sana. Memikirkan lelaki itu. Kangen. Kapan terakhir kali kita bicara?
Menggosok gigi. Berlama-lama. Sikat gigi baru. Lembut. Ada sikat-sikat halus merah jambu di atas sikat putihnya. Dan pasta gigi ini berwarna merah jambu, putih, dan biru. Lucu. Mengingatkannya pada gula-gula kapas. Gosok ke atas. Bawah. Kiri. Kanan. Depan. Belakang. Masing-masing 20 kali. Berjongkok. Memandangi saluran air. Memikirkan lelaki itu. Apakah kamu masih tidur?
Menyalakan air hangat. Didinginkan sedikit. Terlalu dingin. Dipanaskan sedikit. Pas. Mandi. Menciumi sabun strawberry beberapa kali. Mencuci muka dua kali dan menggosok kulit-kulit mati dengan scrub mangga yang agak lembek karena sempat kemasukan air. Berdiri di bawah kucuran shower. Memikirkan lelaki itu dan sarapan yang akan ia buatkan untuknya (secangkir kopi dan setangkup roti panggang dengan madu dan irisan stroberi), jika saja lelaki itu ada di ruangan sebelah.
Ia benci ketika harus mematikan keran dan melangkah keluar pada udara dingin.
Tetapi pagi yang baru dimulai lagi, hari ini–dengan atau tanpa lelaki itu. Ia pun berlari-lari kecil menuju kamarnya dan tak lupa menghabiskan seteguk sisa susu di dasar gelas. Ternyata masih hangat.