Bahkan bertahun-tahun kemudian, aku masih bisa menemukan serpihanmu dalam setangkup kue mangkuk yang berdiri manis di balik rak-rak kaca berpendingin udara itu. Masa lalu hadir dalam sekelebat wangi vanila dan gula-gula yang terendus secara tak sengaja, lama setelah kamu tidak lagi berada di sini.
“Di Inggris, dulu orang-orang bilang kue mangkuk ukurannya pas untuk dinikmati sekelompok peri yang sedang berpesta,” katamu sambil memasukkan kue-kue mangkuk dengan campuran gula blueberry ke dalam panggangan. “Karenanya, cupcake sering disebut juga fairy cake. Kue para peri.”
Peri.
Hei, mungkin selamanya kamu akan tetap menjadi peri di mataku. Peri rumah yang selalu sibuk di dapur dengan celemek hijau terangmu yang sudah dipenuhi noda-noda lama dan membuatnya kelihatan vintage, dikelilingi mixer, loyang, panci, tepung, telur, susu, juga aneka permen dan buah, membuat kue-kue cantik berukuran mini diiringi senandung Edith Piaf.
Mungkin itulah sebabnya. Sebagaimana peri yang hanya terlihat bagi kanak-kanak dan mereka yang percaya, ketika aku beranjak dewasa, kamu menghilang dari hidupku.
11 Responses
Lama banget gag bikin cupcake, setelah baca postingan ini membuatku ingin membuat kue lagi π
@mayssari jgn lupa aku dikirimi mbak kalo udah bikin cupcakenya hihihi π
langsung melaparrr…
hanny tanggung jawab! π
saya ada Tante yang jualan Cupcake. mau ??
π
numpang lewat yaa.. n salam kenal…
mampir dunks…
aku belum menghilang
laper.. #siapa suruh baca pas bulan puasa.. π
maaf baru baca hihihihi…. #basibanget ya? π
Huhuhu, kue mangkoknya… Selalu ada serpihan asa di setiap gigitannya…