Kebodohan saya yang pertama adalah menunggu terlalu lama. Bayangkan apa jadinya jika saya lebih mula mengutarakan segalanya. Mungkin saya bisa meraih kesempatan itu selagi bisa, ketimbang melewatkannya begitu saja. Menunda waktu adalah suatu pemborosan yang sia-sia. Padahal hidup saya bisa berakhir kapan saja. Bayangkan, setipis apa garis yang memisahkan saya dari usia. Bagaimana jika saya tak pernah mendapatkan kesempatan kedua?
Kebodohan saya yang kedua adalah terlalu cepat mengira bahwa saya bisa melupakannya. Bahwa hanya karena ia tak kasat mata dan berjarak puluhan ribu kilometer jauhnya, maka hati saya bisa berpaling kepada yang lainnya. Bahwa ia bisa digantikan oleh siapa saja. Bahwa ia tak terlalu penting buat saya. Bahwa saya masih bisa jatuh cinta bukan dengan dia.
Kebodohan saya yang ketiga adalah mempercayai mereka yang mengatakan bahwa saya harus melupakannya. Bahwa saya harus melanjutkan hidup dengan kembali bercinta. Bahwa saya harus memberikan kesempatan bagi yang lain, selain dia. Bahwa saya, setidaknya, harus mencoba jatuh cinta. Realistis dengan pilihan yang ada, yang mungkin jauh lebih baik daripada dirinya; dan bukannya tetap setia pada cinta pertama.
Kebodohan saya yang keempat adalah memutuskan untuk jatuh cinta. Karena mereka bilang, saya harus mencoba. Karena mereka bilang, dia tak pernah ada di sisi saya. Bahwa mungkin dia tak akan pernah bisa membalas perasaan yang saya miliki terhadapnya. Bahwa ia tak sebesar itu mencintai saya. Tak mungkin saya bahagia jika tetap menunggunya. Maka, mengapa tak menjawab ‘ya’ pada sosok yang sudah pasti akan memberikan saya cinta? Maka saya pun teryakinkan bahwa memang ini waktunya. Bahwa saya memang sudah mencintai orang lain selain dia.
Kebodohan saya yang kelima adalah tertipu mentah-mentah oleh semua. Bahwa ternyata cinta yang mereka janjikan itu tak ada. Bahwa semua berlangsung cuma sekejap saja, sebelum saya sadar bahwa cinta yang dijanjikan itu mendua. Bahwa saya hanya dijadikan orang ketiga dan pelengkap penderita. Mungkin ini pelajaran buat saya karena memutuskan untuk mendengarkan suara-suara di luar diri saya; sementara hati saya tak pernah berhenti berdegup akan dirinya. Tiba-tiba saja saya merasa tidak setia, meski saya dan dia tak pernah punya ikatan apa-apa.
Kebodohan saya yang keenam adalah kembali sendiri, dan memilih untuk tidak bersama siapa-siapa. Kesendirian terasa lebih sakral buat saya, karena saya jujur terhadap apa yang saya rasa. Tak memaksa untuk mencari yang lain selain dirinya. Tak bertekad untuk melupakan atau mencari pengganti dirinya. Kenyataannya, saya cukup bahagia dengan kenangan-kenangan tentang dia; atau kesempatan-kesempatan yang akan datang untuk menghabiskan hari-hari bersamanya.
Kebodohan saya yang ketujuh adalah tak peduli sekiranya cinta ini hanya searah dan bukannya dua. Buat saya, lebih baik jujur mencinta daripada berpura-pura. Jika rasa dengan yang lain belum sekuat rasa pada dirinya, lebih baik tak usah saja. Semua orang berpikir akan lebih baik punya seseorang di sisi daripada sendiri terlalu lama. Tetapi saya pikir, lebih baik berbahagia sendiri daripada tersiksa berdua-dua. Lagipula, setelah kebodohan kelima, saya sudah tak terlalu percaya lagi orang-orang berkata apa.
Kebodohan saya yang kedelapan adalah keinginan untuk hanya berada di sisinya dan melihatnya bahagia. Berbelanja, makan nasi goreng di warung tenda, atau minum kopi sambil bertukar cerita.
Dan kebodohan saya yang terakhir adalah kenyataan bahwa saya tak pernah menyesali kebodohan-kebodohan saya. Bahwa saya tetap mencintainya, meski dengan kesadaran penuh bahwa kami mungkin tak akan pernah bisa bersama. Ternyata sudah lebih dari cukup bagi saya untuk mencintainya seperti apa adanya.
Cara ini mungkin memang tak biasa.
Tetapi tak mengapa.
Saya akan tetap menunggu hingga rasa yang ada tergantikan dengan sendirinya. Dan jika rasa itu tetap ada pun tak mengapa. Setidaknya saya sudah mencintainya seperti seharusnya. Sebagai satu-satunya. Sejak selalu dan… mungkin untuk selamanya.
The way we think may be completely different, but you and I are an ancient, archetypal couple, the original man and woman. We are the model of Adam and Eve. For all couples in love, there comes a moment when a man gazes at a woman with the very same kind of realization. It is an infinite helix, the dance of two souls resonating, like the twist of DNA, like the vast universe.
– Helix, Banana Yoshimoto –
72 Responses
aduuhh bagus banget jeng tulisannya…
salam kenal yaaa…
salam kenal juga, virgi! 🙂
kecerdasan engkau adalah menuangkan pengalaman kepada kami, dan menunggu dengan sabar adalah sesuatu yang mengasikan namun melelahkan. salam cinta untuk semua yang terkasih
Hanny……, membaca postingan-mu aku seperti berkaca… Mungkin kita pernah melewati pengalaman yang sama… Hehe…, merasa senasib mode : ON
p.s : i like the picts 🙂
@reva: ouch, maybe we should meet up for a cup of coffee some time 🙂
wow terbelenggu atau membelenggu cinta nih jadinya? 😀
@mas hedi: bukan dua-duanya. mencintai saja 🙂
*peluk hanny*
hmm..terkadang mencintai lebih melegakan daripada dicintai *in a ‘one way love’ case* 😉
menurutku, perbuatan paling jujur di dunia ini adalah mencintai, karena hati tak akan pernah bohong.
So, keep loving and stay honest 🙂
argh, aku suka sekali komennya dilla 🙂 *hugs*
teringat pepatah lama: barangsiapa mencintai sesuatu/seseorang, maka dia adalah hambanya…
Wew,
Mantab,
Dan aLe fikir semua pernah merasakan ini,
Kebodohan² yg disadari saat waktu tlah brlalu,.
uhm i’ve been received a sms from my best friend, ask me to see ur blog..and im here now..in ur world
tepatnya a same world wit me..sayah taw kenapa sahabat sayah meminta sayah membaca blog mbak ini
and u know im crying when read ur blog..fiuhhh
yeah i think u,, eva and me need a cup of coffe di sebuah kafe sambill liat fullmoon 🙂
salam kenal…
dan sayah juga tidak pernah menyesali semua kebodohan sayah, a lot of “wasting time” to waiting him…yang pada ujungnya i know i cant make him be mine…maybe
mbak aku add fb mu
id fb ku ranny afandi
Han, dengerin Smile dh, lagunya Charlie Chaplin..:) mungkin bisa mengobati sesuatu, seandainya yang kamu tulis itu bukan sebuah cerita fiksi..uhuk..seandainya lho ya..:))
aaaah hannyyy!!! *berasa sama*
tapi aku masih kalah jauh dari hanny… 😆
*hugs*
Hanny, saya tidak akan menjadi kesalahan nomor sepuluh kan? 😀
jadi, hanny bodoh, ya?
ga ah.. kalo bodoh ga bakal bisa bikin tulisan seperti ini, yang menyadari akan kebodohannya..
ah… mencintai itu memang menyenangkan sekaligus menyakitkan.. terutama bila cuman cinta sepihak… tapi kita harus terus mencintai bukan… 🙂
sepertinya saya pernah alami kebodohan2 itu.. sewaktu masih di jogja.. peristiwanya hampir sama
ohh my dark memoriess
Mbak Hanny…
Huaaaaaaaaaa…
Jadi inget yang dulu-dulu lagi 😥
*ambil tisu*
kadang apa yang kita hasil tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan
tanpa sadar cinta itu ada di ujung pojokan jalan itu, dekat sekali malah..we never know eventually.
* terong will lead u back d…
* digaplok
berjalan terus kapan berhenti?
Wah.. wah.. ntah kenapa saya bisa sampai ke blog ini.. *Ngucek-2 mata*…. Tapi syukur jugalah, tulisannya keren banget… Met kenal ama pemilik blog.. 🙂
uhuk ehem grok ……
setidaknya kebodohan ktia adalah tidak melupakan apa yang terjadi ma kita mba hehehehe…
Yang sabar aja Han…………
Hannyy… *pelukpeluk*
jadi pengen tau siapa yang bisa menyebabkan hanny merasa punya kebodohan2 itu.. 😀
hmmm
keren neh
🙂
nanti kongkow yuk! tak jemput di kantor ya! sama shilla dan dody!
Kok sepertinya kisah ini tidak asing ya??
Mirip2 dengan kisah sahabat saya sepertinya……
ternyata sama ky yg difesbuk…*uda komen di fesbuk 😀
Uh, dalem.. thanks for sharing this silent voices.
Salam revolusi romansa,
Lex dePraxis
Unlocked!
Ups…. gitu ya….
hai…blog nya bagus..
salam kenal ya…
aku baca-baca dulu…
🙂
Kesalahan saya yg pertama dan yg terakhir adalah kenapa saya baru mampir ke blog ini, hehe… salam kenal.
hihihihihi 😀 ada-ada aja!
Ntahlah, rasanya ada yang salah… mungkin di postingan ini.. atau mungkin juga pada konsep cinta di kepala saya.. 😕
Tapi saya akan pelajari baik2 artikel ini. Excellent curhat, mbak… 😉
not bad…
salam kenal
🙂 🙂 🙂
..wah..gelap…kesalahan bukan pada fikiran anda..tetapi kesalahan biasanya dari nafsu anda…
kebodohan kadang menjadi sebuah pencerahan…
Tuhan maha pengampun tapi tidak untuk makhluk yg menduakan nya……
mencintai seseorang memang tak mudah untuk dilupakan… walaupun tak bisa untuk mendampingi..cuman hanya dihati.. 🙂
tulisan yg begitu dalam refleksinya dan inspiratif. kebijakasanaan kadang lahir karena kesadaran akan kebodohannya…:)
Cuman sampai sembilan aja ya…
Ku kira mau tulis kebodohan kesepuluh adalah telah ada didunia ini… ho oh…
Untung bukan itu ya 🙂
Ah hani -hug- jadi mengapa menyebutnya kebodohan? 🙂
@atta hehehe karena nyadarnya kelamaan. telmi 😉
kepintaranmu han yaitu menyadari kebodohan-kebodohan itu semua..
Bagus banget tulisannya.. http://www.inspiratifbangetzzzz.banget.banget..
^_^
sadarnya juga telat, niiih. lama banget baru nyadar 😉
Waduh menyentuh bgt ni !
jalan terus kapan ngeblog nya?
weks, iya nih belum apdet blog lagiii hehehe @wazeen apa kabaaaarnyaaaa 🙂
tulisannya bagus
dan kebodohan saya adalah… membaca tulisan ini dan kemudian suka dan membacanya lagi berulang-ulang…
salam kenal 🙂
and all that stupidity told us how to feel pain and happiness. No regret for it. Life goes on, and maybe it’s harder than die..
Salam kenal ^_^
pipis…. kenapa dengannya?
sepenuh hati merasa bahagia sekaligus nelangsa ketika menghabiskan waktu untuk sesuatu yang mungkin tak akan pernah bisa tersentuh,
sepenuh hati pula belajar memahami arti dari setiap kebodohan yang tercipta, belajar memahami kejujuran hati, dan bersabar menanti saat ketika rasa itu akan hilang dengan sendirinya dan tergantikan oleh rasa yang baru yang mungkin juga akan membawa siklus kebodohan serupa *duh, harus berdoa semoga tidak banyak siklus yang harus dijalani nih* 😀
tulisannya bagus,
sukaaa… (mungkin karna pernah ngalamin juga, hehe)
boleh ya, bwt inspirasi tulisanku? 😀 masih belajar nulis ni.
salam kenal hanny 🙂
tetaplah menulis dengan hati, untuk memaknai setiap mimpi…
makasih…
seneng deh, dikomentarin ‘bahasanya cantik’, hehehe…
Cinta memang bisa dan selalu sukses menjadikan kita bodoh, tapi biarlah, kebodohan itu dinikmati saja, sesapi setiap pahit manisnya
[yang juga pernah mengalami terjebak dalam labirin yang sama :(]
sukaaatulisan2mu
salam kenal
yaampunnn aku terharu banget bacanyaaa :’)
lagi ngalamin kaya gitu soalnya..
salam kenal yaa..tadi ngga sengaja mau nyari soursally,,ehh mentok2 malah baca tulisan ini dehh 😀
ada yang pernah bilang, lebih bahagia mana, mencintai atau dicintai… saya pikir kamu memilih yang pertama. dan saya kira pilihan itu benar… 🙂
-anto-
😀
kisah cinta yang mengharukan bro… sama ama gw.. tapi bedanya gw ngalamin LDR ama sang pacar… gw juga punya cerita kisah cinta gw yang emang agak bodoh dikit seh… tapi moga2 dengan itu kalian semua bisa terhibur aja bacanya amien hgehehe
moon mampir bentar ya bro bro gw semua http://lanover.wordpress.com/… 😀
saya suka ini…. 🙂
salam kenal ya jeng…
bagus mbak.
ijin buat repost ini ya.
makasih mbak.
hi mba Hani,
after we met in a big even in PP on 19 may’ i surfed your blog’
woww … i luv much with this one!
cuz, exactly happening to me now …
seperti isi hati yang tidak terkatakan, still better to be lovers than being haters’ jujur ke diri sendiri kalo kita apa adanya’
so’ kalo boleh izin repost di fb ku ya mba hanny’
many thanks!
silakan, dini! oooh, dari TechCamp jugaaa yaaa ^^
Iya mba.. iya.. ampun.. bener semua ini. haha