Mungkin memang seperti inilah saya mengingat segalanya. Seperti apa yang saya inginkan. Versi yang tidak terlalu menyakitkan, sekaligus tidak terlalu menyedihkan.
Bukankah kita selalu berkompromi dengan ingatan? Menyingkirkan hal-hal yang tidak terlalu menyenangkan jauh di belakang dan memastikan kenangan-kenangan yang memulaskan senyuman bisa selalu berada di halaman terdepan?
Jadi, seperti inilah saya mengingat kita dalam sekotak foto-foto lama yang ingin saya singkirkan karena saya ingin melepaskan keterikatan: kita adalah seorang perempuan dan seorang lelaki yang tidak pernah berada dalam satu frame ketika difoto.
Ya, hanya itu. Karena masa depan tidak akan pernah ada tanpa masa lalu.
3 Responses
-my bro- mampir nih ^_^ :
tulisan yang menguak kembali rasa ingin mengenang. sweet…
hai, my bro ^.^ silakan, lho … anggap saja rumah sendiri 🙂
mungkin karena kalian berdua sama-sama terlalu narsis, sehingga sulit rasanya untuk berpisah… eh, untuk membagi satu frame berdua.
🙂