Minggu siang yang lengas, langit cerah. Segaris awan yang aneh di saat terik mencapai klimaks. Klik.
Terabadikan.
We tend to shape our memories of them based on the limited time we spend with them—and our memories of them, over time, will be replaced with one single word, one single interaction, or one single feeling.
8 Responses
Iya, awan yang aneh….
(Dubbing Mode Cartoon Character Mode On)
hehehe
tapi kalo nggak salah itu vertikal kan sebenernya ya?
iya, sebenernya vertikal, cuma gue yang ngambil fotonya miring hahahaha (kayak orangnya). maklumlah, gue kan bukan fotografer Reuters wakakakakakak ;p
gw juga bukan pembaca setia National Geographic, tapi gw pernah baca somewhere and somewhen, awan vertikal tanda ada aktivitas magnetik or whatsoever dari dalam bumi. awan vertikal itu bisa jadi pertanda akan terjadinya gempa bumi, tapi entah tektonik atau vulkanik. ada yang bisa bantu? dipikir-pikir, serem juga yah?!
huaaaaa … serem, ah 🙁
maap, gw ga ngerti… anehnya sebelah mana ya?
*harap dimaklumi kapasitas daya imaji dan otak saya ini…*
erwin: Win, ada dua kemungkinan di sini.
Pertama, sama sekali nggak ada yang aneh sama awan itu, cuma saya aja yang daya imajinasinya terlalu hiperaktif hehehe.
Kedua, ada yang aneh dengan awan itu, tetapi seperti saya bilang, I’m a lousy photographer 🙂
Hehehe
saya juga lihat
saya juga lihat
ah, senang ya
kita sama-sama memandang langit waktu itu
😉
happy new year dear
wish you all the best
mwahmwah
atta — hehehehe lutuna, panas banget khan yaaa pada saat itu (waktu itu aku lagi sama-sama ‘sahabatmu’ hihihi kita berdua serasa lagi sunbathing deh).
mwah mwah juga!!! cup! 🙂