Pertemuan denganmu itu adalah salah satu dari serangkaian kebetulan yang berjatuhan di atas diri saya beberapa waktu belakangan ini. Dan saya tidak bisa mengeluh. Semuanya adalah rangkaian kebetulan yang menyenangkan. Yang bertahan sebentar-sebentar tetapi meninggalkan kesan yang bisa membuat saya tersenyum-senyum sendiri selama berbulan-bulan kemudian. Yang membuat saya masih saja terheran-heran karena semua yang ada dalam imajinasi saya tiba-tiba menjelma jadi kenyataan.
Dan kita bukannya terlambat. Saya rasa, selama ini, kita selalu bertemu pada saat yang tepat. Ada saat-saat ketika kamu belum siap, ada saat-saat ketika saya belum siap, tetapi pada waktunya kita selalu berpapasan di tengah jalan. Menyusurinya bersama-sama tanpa perlu berjalan beriringan. Bukankah kamu yang pernah bilang bahwa segala sesuatu akan jatuh tepat pada tempatnya jika waktunya tiba?
Bertemu denganmu lagi menjadi sesuatu yang istimewa, karena saya merasa bahwa sekarang saya bisa bercerita padamu tentang apa saja. Pada akhirnya saya menemukan kamu yang bisa membuat saya merasa nyaman menjadi diri saya sendiri dan mengoceh dengan bodohnya mengenai berbagai hal yang bahkan membuat kamu terkaget-kaget setelahnya. Sesuatu yang tak pernah bisa saya lakukan sebelumnya, ketika saya masih berpegangan padamu erat-erat.
Bukankah ini seperti satu lingkaran sempurna? Hidup mengulang dirinya lagi, dan lagi, dan lagi, dan kemudian kamu tertawa begitu kamu sudah mengerti dengan jelas pola macam apa yang ditinggalkannya. Pada akhirnya, kamu paham.
Dan begitulah. Saya menemukan bahwa ada banyak hal yang ditawarkan hidup ke hadapan saya begitu saja, secara tiba-tiba, ketika saya bahkan tidak meminta atau mengharapkannya. Kemudian saya mengerti. Semua doa-doa saya, bahkan doa-doa yang sudah begitu lama tertumpuk berdebu dalam buku-buku harian saya, ternyata selalu didengarkan Tuhan. Hanya saja, jawaban dari semua doa-doa itu baru diantarkan ke hadapan saya beberapa waktu belakangan ini. Dan semuanya dikabulkan sekaligus. Beriringan. Berselang setiap beberapa hari sekali. Membuat saya ingin menangis dan tertawa sekaligus.
Mungkin selama ini, Tuhan hanya menunggu waktu yang tepat. Waktu ketika saya sudah benar-benar siap. Tidak ada yang terlambat. Doa-doa saya dikabulkan tepat ketika saya sudah belajar melepaskan.
21 Responses
“Doa-doa saya dikabulkan tepat ketika saya sudah belajar melepaskan.”
manis sekali, mbak kata2nya. :’)
Terima kasih :’)
Hmmm… saya.. eh aku selalu terpesona dengan tulisan halus tapi menggunakan struktur kata ganti yang tegas, “saya” 🙂
Good one, Jeng!
Jadi gemar menggunakan kata ‘saya’ sejak membaca Orang-Orang Bloomington-nya Budi Darma. Ada rasa yang beda dari ‘aku’. Dan saya suka rasa itu 😉
speechless.. 🙁
Eh ada Kino ^o^
han..pas baca ini gw lagi down bgt..tentang melepaskan seseorang..dan setelah baca ini gw kaya ditegur..makasih han..its mean a lot for me..
owh :’) sini peluk dulu *hugs* 🙂
“Jika semua doa kita dikabulkan Tuhan, apa kita sudah siap?”
Ternyata, Tuhan Maha Mengetahui. Tuhan menjawab doa kita dengan Cara-Nya sendiri. Tak pernah kita duga sebelumnya. Semua indah pada waktunya. Pasti. Aamiin 🙂
*peluuk mba hanny*
“Pertemuan denganmu itu adalah salah satu dari serangkaian kebetulan yang berjatuhan di atas diri saya beberapa waktu belakangan ini. ”
kak bukankah tdk ada sesuatu yg kebetulan didunia ini? bahwa segala sesuatu tlh ditentukan oleh Tuhan, begitukah?
Aku percaya tidak ada yang namanya kebetulan. Pasti ada pesan atau pelajaran dari setiap hal yang kita lalui, setiap orang yang kita temui. Hanya saja, terkadang kita melewatkannya begitu saja, sehingga semuanya terasa ‘seperti kebetulan’. Bayangkan apa yang terjadi kalau saat itu kita berhenti sejenak, menyadari bahwa ini bukan kebetulan, lalu meraih momen itu: mengatakan hal yang kita pikirkan, tidak malu bertanya, atau melakukan apa yang ingin kita lakukan 🙂 Mungkin pesan dan pelajarannya bisa tersampaikan pada waktunya 😉 But life will take care of itself, eventually. So not to worry, just enjoy life as much, and be honest with it 😉
“Doa-doa saya dikabulkan tepat ketika saya sudah belajar melepaskan.” Suka!
+1 dong! 😛 #halah #merusaksuasana 😀
Aaaakkk kak hanny, U’r so sweet :*
Kak Hanny, memang pujangga. (Teringat kata” om soleh 🙂 )
Reblogged this on AGHNIA JOLANDA PUTRI.
Tidak ada yang terlambat. Doa-doa saya dikabulkan tepat ketika saya sudah belajar melepaskan *suka sekaliii!!! boleh dishare juga nipis? 😀
silakan 😀
*hugs* 🙂