Sesungguhnya, kamu cukup menjenguk aku sekali-sekali. Menengok dari balik jendela yang terbuka, atau melompat-lompat di sepanjang dock komputer portabelku. Kamu cukup bilang hai satu kali—diikuti tanda titik dua dan kurung tutup, dan aku sudah punya cukup energi untuk bisa tersenyum seharian. Nggak peduli seberat apapun hari yang barusan aku lalui, ketika kamu bertanya how’s-your-day, aku jujur waktu menjawab: it’s wonderful!
Kalaupun kamu sedang sibuk-sibuknya sehingga nggak sempat menjengukku, aku sudah cukup merasa senang, kok, kalau bisa melihat kamu bermain-main di sisi sebelah sana. Mendengarkan kamu bicara dengan orang-orang di sekelilingmu. Melihatmu pergi ke tempat-tempat yang belum pernah aku datangi. Memandangi kamu diam-diam. Menunggui kamu bekerja semalaman. Aku selalu bilang, kebahagiaanku biasanya datang dari hal-hal paling sederhana. Dan kesederhanaan itu nggak pernah meminta apa-apa.
Aku nggak akan gangguin kamu kalau kamu lagi sibuk. Aku nggak akan menarik-narik lengan bajumu dan bilang, dengerin-aku ketika kamu lagi kepingin sendirian. Aku nggak akan melompat-lompat di depanmu setiap saat cuma supaya kamu sadar bahwa aku ada. Aku nggak minta apa-apa. Nggak menuntut apa-apa. Nggak berharap apa-apa.
Kalau saatnya tiba, mungkin kita akan bertemu lagi—atau berpisah lagi. Bagaimanapun, hidup terus berjalan. Aku percaya, kita akan menemukan kebahagiaan yang sempurna di ujung sana. Bisa jadi kita bahagia berdua, bisa jadi kita akan bahagia sendiri-sendiri. Dua-duanya nggak masalah. Karena kita sama-sama tahu, hidup ini selalu penuh kejutan di setiap kelokannya.
Jadi, aku cuma mau bilang, sebetulnya aku ada di sini kalau kamu butuh. Nggak ada terms atau conditions. Sampai berapa lama… aku sendiri juga nggak bisa menjanjikan. Mungkin suatu hari kamu datang dan aku sudah keburu pergi; bisa juga sebaliknya. Tapi kalau dilihat-lihat, sepertinya aku masih akan cukup lama berada di sini. Aku masih cukup senang duduk-duduk santai dengan segelas minuman dingin di tangan, membaca Murakami sambil mengayun-ayunkan kaki, memandangi kamu sambil mendengarkan lagu-lagu dari iPod-ku.
So, take your time.
—
Terus, kalau kamu tanya kamu harus ngapain, aku akan bilang: nggak usah ngapa-ngapain. Menulis tentang kamu aja, seperti sekarang ini, sudah cukup bikin aku senang selama beberapa jam ke depan.
35 Responses
Hai! titik dua, kurung tutup
alle! *sodorin lobak* 🙂
Satu hal yg bikin aku suka bgt sama tulisan km adalah. Apa yang menjadi diarymu, bisa bikin semua org yg baca “merasa” tersindir. *poke myself*
hmm :)) perlu aku cc. ke seseorang ga? :p
Falling in love ya? 🙂
probably 😀
hannyyyyy *srettt*sroottt* #ngelapairmatadaningus
*sodorin tisu* 😀
Hanny jatuh cinta *tularin dong* 😀
*tularin* 😀
ahhh keren postingannya..
terima kasih! ^^
gak pake basa basi, gak pake menye menye, sweeeeeet post.
good job 😀
thank you 🙂
Hai 🙂
hello! 🙂
senangnya punya pacar kaya gini….:)
wakakakak :))
Ahaaa… kamu, kamu menamparku *plakkk* :))
*kiss* 😀
hmmmmmmmmmmmmmmmmm
🙂
Blogwalkingan…
Suka sekali..dan..salam kenal.. Titik dua kurung tutup
like this..!! jadi inget lagu nya King Of Convenience, Wining the Battle Losing the War
Dalem judul lagunya 🙂
menyentuh 😳
^^
mantap…
mau share video bayi yg senyumnya cute bgt. sapa tahu jadi terhibur ngelihatnya
Ah… So sweet… Tulisan nya ngena ke hati banget yaaa.. 😀
Salam kenal 🙂
salam kenal juga! thanks sudah mampir 🙂
Udah lama saya ngga blogwalking kesini .. padahal saya dah bilang beradadisini adalah bacaan wajib. 🙂
Eh akhirnya diingetin lagi gegara lihat facebook notesnya Hanny.
Yang ini bagus. Ilustrasinya bisa sangat cocok dengan tulisannya (y)
makasiiiih! glad to have you back @beradadisini 🙂
berasa sampe ke hati..
kok bisa sama dg yg aq alami saat ini..hiks.. 🙁
tulisan ini ah banget pokoknya[tm] 🙂
ah! 😛