Ya, sudah. Masih banyak masalah yang lebih penting di dunia ini ketimbang masalah cinta-cintaan. Masih ada impian, masih ada jalan-jalan, masih ada kelaparan, masih ada peperangan, masih ada hewan, masih ada hutan yang kebakaran. Masih banyak yang bisa kita pikirkan selain asmara yang berantakan.
Lagipula, selain menjadi pacar, selingkuhan, istri, suami, atau simpanan, kita toh masih punya peran-peran lain di kehidupan yang lain: anak, orang tua, majikan pudel, tukang koran, penjaga toilet, drama queen, aktivis, private banker, penyiar radio, pemimpin partai politik, anak sekolahan, penyapu jalan…
Jadi, kenapa mesti resah? Ya, sudah. Terima saja kenyataan bahwa hidup akan tetap berjalanβtak peduli apakah kita sedang jatuh cinta atau patah hati. Meski selingkuhan sedang baku-hantam dengan mantan; atau hati kita yang sudah rompal lantas disiram ibu-ibu dan hanyut ke selokan, toh pabrik-pabrik masih akan terus berproduksi. Jakarta masih akan terendam setiap kali hujan. Dan televisi masih akan memutar sinetron picis, acara hipnotis dan gosip artis.
Ya, sudah. Sekarang tinggal pilih: mau hidup dalam ilusi tapi bahagia; atau hidup dalam kenyataan tapi menderita?
—————————
*) tulisan menjelang #UWRF 2011
19 Responses
Nggak dong, saya maunya hidup dalam kenyataan dan HARUS bahagia. Titik. π‘
ga boleeeh, harus pilih salah satuuuu π hihihi
Aku mau tanya UWRF 2011 itu apa yach? Hehehhe…tulisan ini mengesankan Mbak yu lagi putus cintakah? *parah, mau tauuuu aja* π
Ubud Writers & Readers Festival π
apa yang terjadi terjadilah. tapi mungkin untuk menyikapi yang terjadi ini bisa lain-lain. misalnya ada foto pembunuhan sadis di sebuah koran, sampeyan bisa memilih untuk ndak liat biar ndak muntah atau tetep liat sampe rasanya biasa saja liat foto sadis, sebiasa liat gambar iklan di sebelahnya.
tujuan akhirnya sama, biar ndak muntah. tapi cara pertama membuat sampeyan akan selalu bermasalah dengan foto sadis, cara kedua membuat sampeyan kebal.
lhadalah, ini saya ngomong apa tho? *mlipir*
interesting! yang pertama less risky. yang kedua, ada resiko bahwa no matter how hard you try, you just can’t get over it. tapi kalau yang kedua ga dicoba, kita ga akan pernah tahu sampai mana batas ketahanan kita π kira-kira begitu? *mlipir*
wah themenya ganti lagi euy. keren.
mengutip ucapan Kim Tagghu , si Pembuat Roti di sebuah Drama Korea #tsah (semoga tidak salah): “sebagaimanapun bahagianya hari ini, sebagaimanapun sedihnya hari ini, semuanya akan berlalu, semua akan berakhir, maka dari itu kita harus tetap tersenyum”
*senyum* π
drama korea apaaaaaaa, aku mau nontooon! π
Oh Kim Tak Guuu!!
Aku sudah nonton sampe TAMAT hahahah π
Emang bagus sih
mbak hanny ko postingan terakhir2 ini ganti ya gaya bahasa dan pemilihan katanya.
efek putus cintakah ?
katanya sih jatuh cinta dan putus cinta membuat sang pujangga jadi makin “nendang”
tp kok di sini gak ya,
jadi formal dan agak hambar gitu ….
hehehe jangan marah ya, soale rindu gaya nulis mbak hanny yg duluu
begitu menyentuh hati
hihihihi kalo menyentuh hati itu justru tulisan patah hati #eh :p
Bread Love Dreams (Baker King) , di indosiar uda selesai tayang sih mba , coba digugling aja DVDnya π , cakepcakep cowoknya #alah
aduh kok dibales disini. gpp terlanjur π . met gugling DVDnya mba π
jadi “kabar” itu benar ya? ih nggak cerita deeeeh π
Orang tua pengen tau aja dehhh… hihihi
belum dibawain udara berlin soalnya…
Yups, like they say, you won’t bleed to death from a broken heart anyway.
hi, survivor! π