Sinar matahari dan selimut yang ditarik-tarik. Salak anjing. Lompatan-lompatan kecil. Kibasan ekor. Cepat. Begitu bersemangat melihat saya akhirnya membuka mata. Pagi hari. Rambut yang awut-awutan. Saya bahkan belum mandi. Atau sikat gigi. Tapi dia sudah cukup senang. Menandak-nandak bersemangat. Kemudian melesat mengambil boneka beruangnya. Ditaruh di atas kaki saya. Lalu ia menandak-nandak lagi. Mengantisipasi saat ketika saya memutuskan meraih bonekanya itu. Melemparkannya jauh-jauh. Dan ia akan berlari sekencang-kencangnya, kuku-kukunya membuat suara ketak-ketik di atas lantai. Lalu ia datang lagi. Boneka beruang di mulut kecilnya. Diletakkan di dekat kaki saya. Lompatan-lompatan kecil dan salak itu lagi…
Seandainya manusia bisa sejujur itu ketika hatinya bilang: “I need you. I want you. Keep me company.”
7 Responses
<3
*peluk Hanny*
🙂 banyak hal manis sederhana yg semakin sulit dilakukan manusia dewasa, han. as always, your writings are touche!
HUGS !
Pretty writing about such a pretty man’s bestfriend. *woof-woof*
*peyuk peyuk hanyi*
guk, guk!