Pada sekian ingatan tentangnya, matamu masih saja menurunkan hujan.
Aku sering berkata, kalian berdua nampak lucu bersama. Kamu tersenyum, dia merona. Kamu selalu berkata bahwa dia adalah satu-satunya yang tetap tinggal ketika yang lain pergi. Dia bilang kamu satu-satunya orang yang pernah melihatnya menangis. Mungkin memang hanya kamu dan dia yang tak bisa melihatnya. Sesuatu yang jelas terlihat bagi semua orang kecuali kalian berdua:
kalian jatuh cinta.
Pada sekian ingatan tentangmu, wajahnya masih saja basah.
Aku sering berkata, kalian tidak seharusnya begini. Tetapi kamu enggan memulai, sementara dia enggan mengakhiri. Aku sering bertanya, mengapa kalian takut bahagia. Kamu bilang kamu tidak takut bahagia. Kamu hanya takut kecewa. Lalu kamu menatapnya. Dia memalingkan wajahnya, menyalakan sebatang rokok, dan tidak mengatakan apa-apa.
Silence is a girl’s loudest cry.
10 Responses
errrr.. ini kasih tak sampai ceritanya?
*kayak judul lagu*
begitulah kira-kira mak chic :)) :)) :))
“Tetapi kamu enggan memulai, sementara dia enggan mengakhiri”
wah, ini persis pengalaman pribadiku kak π aku pikir itu lebih baik. Ternyata mengakhiri sebelum pernah dimulai itu lebih menyakitkan π
dan rasa sakit itu mengajarkan aku untuk berani π dan aku bahagia sekarang :*
iya mbak, mengakhiri sebelum dimulai itu menyakitkan >.<
*mrenges*
blognya cakeeeeppp banget sekarang π
bagus bgt, sprti dejavu.
menyentuh, bikin sedih.. π
tapi suka, bagus.. ^^