Junot Diaz, 2007 | 352 halaman

Pacar saya pernah bertanya, mengapa saya suka novel-novel dengan karakter utama yang ‘misfit‘*. Orang-orang yang kesepian, aneh, tidak dimengerti, terasing, dan seakan-akan nggak punya tempat yang pas di dunia. Saya juga nggak tahu mengapa persisnya, tapi saya merasa terhubung dengan karakter-karakter seperti ini. I know what they’ve been through because I’ve been there myself. Kira-kira begitu. Bahkan sampai sekarang, walau hanya dalam beberapa hal tertentu, saya masih merasa seperti itu.

The Brief Wondrous Life of Oscar Wao berkisah tentang Oscar, pemuda asal Dominika yang tinggal di Amerika. Berkebalikan dengan imaji lelaki-lelaki Dominika yang keren dan jago menaklukkan perempuan, Oscar justru pemuda yang bermasalah dengan obesitas, kecanduan sci-fi dan cerita-cerita soal kiamat, percaya bahwa dirinya terkutuk (fuku) dan selalu patah hati karena menyimpan perasaan pada perempuan-perempuan yang tak meliriknya. Oscar hanya bisa membayangkan dirinya menjelma menjadi pahlawan dan menyelamatkan perempuan yang ditaksirnya menjelang kiamat dengan menulis kisah-kisah semacam ini di dalam kamarnya.

Potret sosial akan kehidupan masyarakat Dominika dan dinamika keluarga yang keras, kehidupan politik di bawah diktator keji yang berkuasa saat itu (Trujillo), pengaruhnya terhadap kehidupan keluarga Oscar, serta perjalanan Oscar untuk menemukan cinta jalin-menjalin dengan narasi satir yang lugas, nakal, sekaligus pahit.

Menutup buku ini dengan kesedihan yang merambat pelan-pelan, terlintas dalam benak saya kutipan ini:

And in the end, it’s not the years in your life that count. It’s the life in your years.

——————————-

*) a person whose behavior or attitude sets them apart from others in an uncomfortably conspicuous way

hanny

2 Responses

  1. Mbak sama kaya kakak saya yang suka novel misteri nan aneh itu hehehehe…bukan aneh yang negatif yach tapi novel aneh yang membutuhkan sedikit waktu yang lebih lama untuk memahaminya dibandingkan novel ringan, cinta-cintaan. Kalo saya suka sama novel yang berbau sejarah, psikologi, dan kalo lagi butuh bacaan ringan mari baca komik 🙂

    Mbak pernah baca Three cups of tea? Recommended book Mbak 🙂

If you made it this, far, please say 'hi'. It really means a lot to me! :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?

READ MORE:

Screenshot 2022-12-08 at 12.43.17
This year, I learned to accept the days when I don't feel motivated, tired, or a bit grumpy. I learned to allow myself to sit with this feeling instead of feeling guilty about it and forcing myself to be productive, socialize, or just get things done.
Photo by Georgia de Lotz on Unsplash
In the end, self-care is not always about doing the things that make us feel good or give us instant gratification. It's also about doing the RIGHT thing: something that is good for us in the long run—even if it may feel hard at times.
Hanny illustrator
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting life—one word at a time.

hanny

TAKE WHAT YOU NEED
VISIT THE SHOP