Kalau lagi jalan-jalan ke Puncak, saya paling suka main ke Melrimba Garden. Yang saya incar bukan makanannya, sih, walaupun di sini memang ada restoran dengan view yang cantik;

di mana kita bisa minum teh poci hangat dengan gula batu dan makan poffertjess atau pisang kipas goreng dengan saus karamel, dikelilingi wangi pinus dan udara yang dingin-dingin sejuk 😀

Tapi, yang paling menyenangkan buat saya adalah jalan-jalan di kebun bunganya! Saya suka sekali melihat bunga-bunga dan tanaman cantik! Apalagi kebun bunga di Melrimba ini dilatari pinus-pinus tinggi, pegunungan, dan kabut yang menyelimuti perkebunan teh di sekitarnya.

Mata rasanya ‘adem’ bisa memandangi hijau-hijau meraya, setelah biasanya hanya memandangi layar komputer seharian 😀

Lalu ada juga kaktus-kaktus centil ini, yang sempat membuat saya terkikik-kikik geli (karena teringat @kapkap yang beberapa hari lalu sempat berkata bahwa dia pingin memelihara kaktus di kantor) dan merasa tengah berada di Cactusville…

Lalu, di Melrimba Garden ini jugalah akhirnya saya menemukan Horta! Apa itu Horta?

Horta adalah boneka yang dibentuk dari bungkusan berisi serbuk gergaji dan bibit rumput. Nama Horta berasal dari kata ‘horticulture’ atau ‘hortikultura’. Cukup sirami Horta dengan air dan berikan sinar matahari yang cukup, maka rumput akan tumbuh di tubuh Horta. Bangganya, yang menemukan boneka Horta ini orang Indonesia, lho! Tepatnya 7 orang mahasiswa Institut Pertanian Bogor, di bawah bimbingan dosen mereka Dr.Ir. Ni Made Armini Wiendy, MS.

Sebenarnya sih, awalnya boneka Horta ini dibuat untuk menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap lingkungan dan memperkenalkan mereka pada pemeliharaan tumbuhan. Anak-anak akan menyukai Horta karena boneka ini tersedia dalam bentuk-bentuk binatang yang lucu dan mudah perawatannya.

Nah, belakangan ini kawan-kawan kantor saya (walau di sini tidak ada anak kecil—eh atau justru banyak anak kecil 😀 hihihi) sedang tergila-gila Horta.

Mereka mulai menggelar Horta Party (doh); dan boneka-boneka rumput ini semakin bertambah jumlahnya, sementara saya masih belum juga memiliki Horta. Akhirnya, di Melrimba Garden saya menemukan Horta kucing, yang kemudian saya beri nama Monalisa 😀

Tumbuhlah besar dan hijau meraya, Monalisa! 😀



PS: eh, eh, Hijau-Hijau Horta kalau disingkat jadi HHH dibacanya “hahaha” 😀 #randomonmonday

hanny

6 Responses

  1. sedang memandangi foto bunga-bunga anggrek dan berkata pada diri sendiri, ‘dem, kamera henponku ini keren juga hasilnya’ :)) LOL

If you made it this, far, please say 'hi'. It really means a lot to me! :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?

READ MORE:

Unsplash
We tend to shape our memories of them based on the limited time we spend with them—and our memories of them, over time, will be replaced with one single word, one single interaction, or one single feeling.
Beradadisini Love Letter to Self
I took up a personal journaling project this week: writing a love letter to myself before bed. I work on a thin A6-size handmade paper journal I got from a paper artist, Els. The journal is thin and small enough, so it doesn't overwhelm me. It feels like I am only going to work on a small project.
annie-spratt-YF8NTmQyhdg-unsplash
Standing up for yourself does not have to look aggressive. It does not have to feel like a fight. It's not always about convincing others or explaining yourself and your decisions with the hope that everyone else understands or accepts your choice.
Hanny illustrator
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting life—one word at a time.

hanny

TAKE WHAT YOU NEED
VISIT THE SHOP