Sekotak ingatanku tentangmu adalah serupa film-film sedih. Sesak akan beberapa episode perpisahan yang selalu dilalui seorang diri (lucu, karena bukankah sebuah perpisahan biasanya melibatkan dua orang—ia yang tinggal dan ia yang pergi?).
Selalu ada kota-kota asing dengan pemandangan yang tak kukenali. Rewind episode-episode sebelumnya sembilan kali. Ada hujan yang turun terlalu dini (dan sejak saat itu tidak pernah lagi berhenti, sehingga setiap kali perpisahan itu terjadi, kelopak langit selalu meneteskan gerimis).
Repetisi hi-and-goodbye ini seperti iklan wafer cokelat yang diulang-ulang—bukan cuma tiga, tetapi dua puluh kali, hingga perjumpaan dan perpisahan ini mulai terasa sebagai satu siklus yang nyaris menjemukan sekaligus mengerikan.
Hai.
Sejak lama, genangan hujan telah menjelma danau yang beku lapisan atasnya. Di sanalah, setiap kali kau kembali, kita bersua. Angin dingin menerpa wajahmu yang merona selagi kau berseluncur riang di atas danau beku itu; menyerpih-nyerpih permukaan es-nya dengan gesekan pisau tajam di bawah sepatumu.
11 Responses
kalo gitu, pake metodenya jim carrey sama kate winslet aja di eternal sunshine of the spotless mind, han..
pasti ga bakal sekotak deh ingatannya.. tapi lebih ke ilang semuanya 😀
musim panas nantinya akan datang bukan? Untuk mencairkan danaunya..
Btw, ganti pake sepatu roda aja, biar ga tajem han 😀
Hwahahaha :p good point!
Aku akan menunggu hingga suatu saat kau melewati lapisan es yang tipis… 😈
@jensen99 hahahaha bener jg! *devilish grin*
ehmmm, tangan terkunci dan mata terpaku hanya bisa menatap layar dan keluar sebuah bunyi ehmmm…..menarik!
tanpa perpisahan, takkan ada pertemuan kembali… 😀
btw, “seperti iklan wafer cokelat yang diulang-ulang—”
berapa lapis? ratusan? lebih…
=> eh salah iklan yaa… 😆
berjumpa untuk perpisah….?
bila itu yang terbaik..?
kenapa tidak..?
Hatimu yang beku laksana danau itu akan kuhangatkan dengan senyum dan pelukan..
Eh, ini tret gombal, bukan?
it aint over till its over 🙂
@zam: gombal forever! Hehehe.
@dinda: bener bgt!