Yang dirusak bukan cuma hati yang dikhianati atau hubungan percintaan di antara pihak-pihak yang terlibat secara langsung. Dan sesungguhnya, ini lebih jauh dari sekadar masalah sakit hati.
Perselingkuhan meninggalkan bekas yang lama hilang. Semacam trauma yang menyebalkan dan sebenarnya tak layak ada. Tiba-tiba saja, ada perasaan rendah diri. Perasaan tidak layak untuk dicintai. Ada keraguan dan kehati-hatian yang berlebih agar tidak disakiti lagi. Kecurigaan yang berlebihan ketika seseorang yang mengaku lajang mendadak berbaik hati mengajak keluar untuk sekadar makan malam atau jalan-jalan.
Trust is something you earn.
Kepercayaan tidak tercipta dalam semalam. Dan bukan juga sesuatu yang kekal. Satu kali perselingkuhan bisa membuat kepercayaan terhadap seseorang menjadi sangat rapuh. Dua kali perselingkuhan membuat semuanya runtuh.
Dan jangan salah, permintaan maaf tidak bisa mengembalikan kepercayaan yang sudah runtuh dalam semalam. Butuh waktu lebih lama untuk merekonstruksi semua; dan tetap saja, tak peduli seberapa kerasnya seseorang mencoba, segalanya tak akan pernah lagi persis sama.
Tak pernah ada manusia yang ingin hidup dengan dibayang-bayangi kenangan buruk. Maka, sebagian dari mereka (yang cukup berani), memutuskan untuk mengambil pelajaran yang dibutuhkan, melangkah pergi, dan meninggalkan sisa-sisa kenangan buruk beserta semua hal yang terhubung dengannya di belakang. Ya, jauuuh di belakang… dan mereka pun menyeberangi jembatan itu tanpa pernah menoleh lagi; kemudian membakar jembatan itu sekalian.
33 Responses
membakar jembatan ya, sepertinya saya melakukannya, dan entah kenapa saya menyesal 🙁
perselingkuhan memang meninggalkan bekas yang lama hilang.
tapi bagi yang pernah diselingkuhi (saya sendiri juga pernah mengalami) perselingkuhan itu sendiri (apalagi sebelum pernikahan) merupakan jawaban dari Tuhan, bahwa mungkin memang bukan dia orang yg tepat untuk diri kita. bahwa masih ada orang lain yang lebih layak untuk kita diluar sana, dan juga untuk dia…
everything happen for a reason..
so just enjoy your life…
bersedih boleh saja, sakit hati juga tak apa. menangis mampu meringankan rasa, tapi bila kita terlalu lama mengingat dan terkurung dalam rasa tidak percaya, maka kebahagiaan tidak akan datang pada kita..
just smile, n hug the world… XD
moral of the story: nyebrang jembatan itu kudu ati ati, jangan sampe ketauan.
hehe, piss
maksudnya kalau selingkuh mesti hati-hati? biar gak ketahuan? 😆
Ouch! Feeling guilty.. My friend’s friend once said “saya cuma tidak ingin menemukan orang yang tepat justru setelah saya menikah..”
tidak mudah untuk segampang itu membakar jembatan yang pernah kita lalui….
exactly. only for the braver ones 😉
it needs a jihad to burn the bridge that we past on…
been there! but something happen for a reason.
salute saat lo dah berhasil membakar jembatan ituh. I can’t and i won’t …
[quote]Kecurigaan yang berlebihan ketika seseorang yang mengaku lajang mendadak berbaik hati mengajak keluar untuk sekadar makan malam atau jalan-jalan.[/quote]
Hm gw beneren masih lajang kok, Han. Beneren deh… 😐
Jadi kapan kita dinner nih :))
han, jalan-jalan sama aku aja. aman… 😛
aku tau, cK! 🙂 love u, darl!
but the scar remains Han, realize it or not.. and sometimes it still hurt 😐
true. it will remain there inside of you. sometimes it still hurt? yes, probably. but there were also times when you’re just too wound up to care.
bener han, selingkuh ituh ngerusak banget..
dalam kasus gue, selingkuh itu ngerusak semua yang udah gue bangun selama 3 taun.
ngerusak pandangan gue tentang sebuah hubungan dan rasa cinta.
ngerusak pondasi pemikiran dan semua yang berkaitan dengan rasa percaya, sabar, dan cita2…
@billy: true. and it simply sucks.
Yang masih keinget perasaan dihianati+kecewanya itu..
Padahal kan udah sebegitu percayanya sama orang tersebut,
tapi ternyata harus kecewa gara-gara kepercayaan yang dikasih disia-siakan..
perasaan dikhianati dan kecewa itu–untungnya; membantu kita untuk menarik jarak dan mengijinkan kita untuk membenci perselingkuhan itu.
ibarat rumah, salah satu tiangnya ambruk. parah!
hehehehe pernah diselingkuhin yah?!?!?!?
mencoba melihat dari sudut pandang yg lain, mungkin kita perlu juga mengetahui alasan mengapa org itu selingkuh…. kl emang mentalnya PK ya gak perlu pikir panjang putus aja jembatannya (tapi sisain diki buat kalo2 suatu saat kita butuh bantuan dia, we never know when we need someone’s help). Tapi, banyak juga karena asas ada sebab dan akibatnya… pasangan yang “dingin” and/or terlalu mendominasi and/or suka lirak-lirik ce/co lain and/or masih “hidup” dlm cinta masa lalu and/or lain-lainnya… nah ini yang perlu dipelajari lebih lanjut hehehehe
yah namanya juga “perjalanan menemukan cinta sejati” dan “menguji kekuatan cinta” (mirip2 tagline iklan apa yah hikikikikik) kalo gak ada cobaan idupnya ya sepertinya kurang klop gitu loh hehehehe… sakit hati dan terpuruk, wajar lah namanya manusia tapi yg perlu juga diingat kita harus tau kapan untuk berhenti meratapi nasbi buruk itu…
membenci perselingkuhan itu boleh2 saja, tapi membenci dan membajar jembatan hingga habis, well sebaiknya kl bisa nih yah.. jangan deehhh coz like i said, we never know someday ternyata kita butuh sesuatu (yg jls bukan dalam hal hubungan percintaan yah hehehe) dari dia lagi (selagi bisa dimanfaatkan knapa gak hahahahaha)
@AK: pernah!!! 😉 tapi anyway, commenting on your point of view, I think a person can always find an excuse (or even thousand of excuses) to cheat (seperti yang lo bilang di atas, alasannya bisa jadi karena pasangan terlalu dingin, masih hidup dalam cinta masa lalu, dsb). tetapi my question is, mengapa semua itu nggak sekalian dijadikan alasan untuk bicara, memperbaiki hubungan, atau kalau nggak bisa ya, sekalian untuk mengakhiri hubungan saja! karena menurutku, orang yang berselingkuh itu curang dan nggak mau rugi 🙂 istilahnya, nggak mau kehilangan dua-duanya (atau tiga-tiganya?).
soal jembatan, you can always find your way to connect with someone, jadi nggak harus lewat jembatan itu (read: balik lagi as a couple), tapi bisa lewat jalan lain—jalan tol, jalan tikus, nyeberang lapangan bola, anything. the message to underline here is: tidak mungkin yang namanya hubungan percintaan itu bisa sama lagi seperti sebelum ternodai perselingkuhan.
tsaaah, sedap, ya 😀 *mana handset blekberi gue* (ngarep)
oh ya salam kenal dulu…
hahaha kayaknya aku pelakunya nih..pembakar jembatan
keinginan selingkuh timbul karena kesepian…bosan
tapi bener tu perbuatan bodoh banget
bayangkan yang telah dibangun selama 5 tahun hancur berkeping keping..
pasangan jadi gak pernah bisa percaya 100 persen lagi..
kamu tidak bisa menduakan..mentigakan orang yang kita sayangi
he/she must be number 1
Been there, done that. (yg nyelingkuhin.. d’oh!) dan aku sangat2 menghargai dia yang mau menerima aku kembali tnpa embel2 apa2.. tanpa tanya yang terus2 melambung.. Nice thought you have here.. 😀
makan yunyi yuk..
Waktu akan menempa kita menjadi lebih kuat; ah ya, dan juga membantu melupakan detail tentangnya, tak semua memang, tapi setelahnya… Hidup akan baik-baik saj, terus, dan terus 😉
Hm.. gimana ya mbak,
Memang, peselingkuh itu selalu punya pembenaran atas perilakunya, tapi disini saya hanya bertanya, seperti apa ya batas dimana seorang laki-laki itu dikatakan selingkuh, apa mungkin hanya dengan pulang bareng dan sedikit bicara mesra saja sudah bisa dikatakan selingkuh? permasalahannya adalah, banyak perempuan yang memang terlalu menilai arti kedekatan itu dengan sebutan selingkuh, nggak adil kan mbak?.
Saya membayangkan jika perselingkuhan itu tak bisa dimaafkan oleh pasangannya, gimana jadinya, apa membakar jembatan adalah jalan satu-satunya?, no excuse?.
Mungkin hubungan itu tidak akan seperti dulu, tapi apa dengan seiring berjalannya waktu, bukan tidak mungkin hubungan itu akan kembali seperti dulu mbak?, dalam kasus ini, siapapun mengakui dan benar-benar tidak akan mengulanginya lagi?, kalo soal habit tentu itu soal lain.
Jika saja pengertian selingkuh itu masih kabur, no excuse, terus harus bakar jembatan, saya tidak bisa membayangkan tentang kehidupan rumah tangga, apa memang harus lurus-lurus saja?.
Saya setuju dengan sampean mbak, memang saya tidak menyetujui perselingkuhan, tapi kalo sudah terjadi tanpa yang terlibat sadari sebelumnya akibatnya seperti itu, apa tidak ada kata maaf?, aha.. persis sama dengan seseorang yang dari keluarga baik-baik tiba-tiba saja kecanduan narkoba, bukankah mereka tidak untuk dicela, tapi sebenarnya mereka butuh pertolongan, dan mungkin sajap ertolongan mereka adalah segenggam maaf pasangan dan tidak akan mengulangi?.
Saya coba ikuti kuis di FB tentang kesetiaan
Dan hasilnya saya sangat setia
Ehmm, nyaris saya gak percaya 😀
http://sangsahaja.blogdetik.com
Bener seh perselingkuhan itu memang nyebelin. Tapi, ada buat yang ngelakuin seh, banyak alasan. Misal neh, mencari sifat yang ga didapat dari pasangannya, yang malah di dapat di selingkuhannya.
Wah, kalo udah kaya’ gitu, mending putusin dua-duanya ajah. Biar hati lega, dan mulai mencari pasangan hidup baru yang “lebih” sempurna.
(^_^)
selingkuh itu kayak mecahin gelas, susah diperbaiki, walaupun bisa diperbaiki tetap saja masih kelihatan retak2nya… ^_^
pernah selingkuh atau diselingkuhi… pernahkah berada pada keadaan itu…bermain dengan perselingkuhan..yang adrenalin nya tak terhingga sehingga kita semakin lama semakin terbawa arusnya.. seperti naik rollercoster dimana selalu ada kejutan tak terbayangkan dalam setiap putaran dan kelokannya
Hello,
Do you happen to know who painted that burning bridge picture? I would like to use it for a project so I’m hoping to contact the person who originally made it.
Regards
Andrew
Hi, I have no idea. Probably you can check the link to the picture?
Here’s the “Google Translator” version. Sorry if it doesn’t sound right …
Halo,
Adakah anda kebetulan tahu yang melukis gambar jambatan yang terbakar? Saya ingin menggunakannya untuk sebuah projek jadi saya berharap untuk menghubungi orang yang awalnya berjaya.