Columbus, Ohio. Setelah konser usai, ia pergi ke belakang panggung, duduk-duduk di sana sambil mengobrol dengan kumpulan teman-temannya. Waktu itu gelap.
Seorang lelaki keluar membawa kaleng bir di tangan, dan ia pun menyapa lelaki itu: “Wah, dapet bir dari mana? Kok gue nggak liat ya, tadi?”
Lelaki yang disapanya itu pun spontan menyodorkan kaleng birnya: “Ya udah, nih, buka aja, lo minum aja dulu.”
Ia terkejut melihat wajah lelaki yang menyodorkan kaleng bir itu, tetapi ia buka juga kaleng yang kini berada dalam genggamannya, menyesap isinya sedikit, kemudian dengan ragu-ragu mengoperkannya kembali kepada lelaki berambut ikal dan gondrong itu.
Lelaki itu tertawa. “Ya elaaaah, lo sih cuma bisa buka-nya doaaang!!!”
Ia pun ikut tertawa. Suasana cair, dan mereka pun mengobrol santai sebelum berakhir di sebuah klub bersama kawan-kawan lelaki itu.
Ia adalah kawan saya. Lelaki itu adalah Kaka Slank.
“Slank itu salah satu inspirasi gue, nggak nyangka aja bisa hang out bareng ama mereka. Tapi yang paling berkesan, ya… itulah! Si Kaka share bir sama gue!” ujar kawan saya takjub.
Lama setelah pertemuan dengan orang yang diharapkan atau diimpikan terjadi, terkadang yang tertinggal memang bukan ingatan penuh mengenai percakapan yang dilakukan, atau lelucon-lelucon yang dilontarkan. Lebih kerap, yang tertinggal setelah sekian lama adalah kesan akan sebuah gestur kecil.
Senyuman. Suara. Sentuhan. Hal-hal yang wajar. Apa adanya. Sincere.
Interaksi singkat, tetapi lekat.
***
Jakarta, November 2000. Anak perempuan itu masih duduk di bangku SMU, dan masih tergila-gila dengan gitar (dan gitaris), serta masih rajin mengoleksi kaset-kaset Satriani dari tahun 1983.
Pada suatu kesempatan, di sebuah studio, ketika anak perempuan itu dan beberapa orang kawannya datang untuk menjemput gitaris favoritnya menuju hotel yang akan diinapi sebelum manggung, sang gitaris menyambut anak perempuan berseragam putih abu-abu yang tidak penting itu—dengan senyum lebar, dan sapaan “haiii”, juga satu tepukan di kepala.
Anak perempuan itu saya. Gitaris itu dia. Dan satu tepukan di kepala itu… awesome 😀
Some people think you’ve got to live your life one way
I disagree
I’m not gonna pay attention to them anyway
It’s got nothin’, Nothin’ to do with me
Life is so short, we’ve got
no time to waste at all
I just wanna ride
Get on my bike and ride
I just wanna ride
Get on my bike and ride
Ride – Flying in A Blue Dream, Satriani
Ah, apa momen-momen macam demikian juga pernah Anda alami suatu saat dulu? Atau mungkin malah baru-baru ini?
—————————————-
PS: Di, titip salam buat Slank kalau sudah sampai di Chicago tanggal 11 nanti. Salam dari Anyer 10 Maret! 😉
25 Responses
“Senyuman. Suara. Sentuhan. Hal-hal yang wajar. Apa adanya. Sincere.
Interaksi singkat, tetapi lekat.”
ah begitu banyak saya ketemu orang-orang yang meninggalkan kesan tersendiri untuk saya. salah satunya,.. ya kamu han… 🙂
simple things.. tapi bisa jadi sangat berarti ya han…
jadi inget waktu disenyumin sama clint dan bob moffatt. saya masih ingat kejadian waktu ketemu…
pernah juga mau foto sama mereka. tahu-tahunya batere kamera mati! @#$%&!!!
Ah, apa momen-momen macam demikian juga pernah Anda alami suatu saat dulu? Atau mungkin malah baru-baru ini?
Err.. sepertinya ada, pas ketemu para seleblog kayak mbak hanny.. 😳
Kalau pertama ketemu si juragan angkringan gimana…?? moment dasyat juga khan..
* nyengir
ariabaron, kenapa ga muncul lagi tuh anak…unsur 2 amodios mozart-nya keren lho…bilangin ya 😀
iya. benar sekali. saya yakin sekali.
@nazieb: ah saya jadi maluuuu *kabooor*
@iman brotoseno: gimana ya, mas iman? errrr susah menjelaskannya hehehe *wink* 😉
@hedi: waks, siap mas hedi, nanti kalau yang bersangkutan dateng di pesta blogger disampaikan hehehehe 😀 bukannya baru-baru ini ngeluarin lagu baru, ya? *Rasa rindu rasa cinta rasa indah, sumpah mati kau ucapkan ‘tuk maafkanmu* (music)
ketertarikan kadang membawa kita pada sebuah detail..sehingga kenangan yg terbangun adalah hal-hal kecil namun bermakna besar..
How lovely..
Been there.
And it felt so damn good 🙂
heiii… gue jadi bingung… (tadi mo koment lain, tapi pas baca2 komentnya, jadi berubah pikiran)
waktu ultahnya balibul (ama si gembul, yang jurangan angkringan sama khan yah orgnya? 😛 ), kok yang disuap2in cewek lain sih, trus yang difotonya mas iman juga bukan kamu hann… jadi sebenarnya ini gimana… jangan bikin saya tersesat dijalan yang salah dehhh… hahahaha…
hayyyyooo, buruan jelaskan!!! (angry)
Waw… Ketemu SLANK???
Coba aku….
Iam SLANKER….
seruu jg hebat !
http://asephd.co.cc
momen-momemn kecil yang melekat…
banyak han..
tapi yang paling berkesan akhir2 ini adalah ketika ada bapak tua melintas depan sekolah, saya beri uang seribuan, dikembalikan olehnya sambil berkata : saya jualan bu, kalau mau beli harganya 3000, saya bukan peminta-minta.
sejak itu setiap pukul 11.00 saya selalu turun menunggu bapak tua penjual tape itu…
PLUR…!
wekekekek!
Senyuman. Suara. Sentuhan. Hal-hal yang wajar. Apa adanya. Sincere.
resapi lebih dalam
suka ngga suka tuh smua tagline magis 😀
Ndak mudeng 🙁
it’s in the air….
or as on Coelho’s: “Maktub…” 😉
waktu pertama kali ketemu sama seorang penulis… hidupnya mengalir begitu saja, sosok yang puitis, cuek-romantis, ganteng-lucu, dan tentunya membuatku jatuh cinta… *halahhhh ini komen kok OOT sihhh*
ciuman kilat itu membuatku terus mengenangnya, tanpa mampu melupakannya sedetikpun… sampai akhirnya dia bilang “i love you”. ya Tuhannnnn….. but we can’t have each other, dia hanya bisa menulis cerita tentangku, tanpa bisa memilikiku… *arghhhh*.
saya pernah berbagi bir dengan personel SID. Mereka main musik keras, bertato, tapi humble. Di atas panggung mereka keliatan rock star angkuh, tapi dibelakang ramah sekali. Momen yang aneh…
kupu-kupu liarku terbanglah bersamaku *slank*
Slank’s in town!
Apa yang dinikamati dari musik?
mampir ya mbak … baca2 dulu ahh …
Wah pengen poto bareng ma slank jg donk