Hari Sabtu kemarin, seorang kawan melepas masa lajang. Setelah hampir 5 tahun pacaran dan menabung untuk membelikan rumah bagi sang calon pengantin, kawan saya itu pun memutuskan untuk resmi naik ke pelaminan.

Yang istimewa dari pernikahan ini adalah kenyataan bahwa kawan saya dan calon istrinya saling berkenalan lewat Internet. Ya, mereka mengenal satu sama lain melalui ruang chatting, sebelum akhirnya memutuskan untuk bertemu, berpacaran, lalu menikah.

Saya jadi ingat percakapan saya dengan Nadine (Nadine Freischlad, bukan Nadine Chandrawinata), cewek cantik (dan asyik) yang tengah melakukan riset tentang Blogs, Culture and Identity in Indonesia itu, ketika kami ngobrol-ngobrol sambil menyantap semangkuk es krim di Hรคagen-Dazsยฎ Plaza Senayan beberapa bulan lalu.

Bahwa pada dasarnya, Internet bukannya membatasi interaksi sosial antar manusia, tapi justru membuka peluang itu. Berkenalan di Internet, lalu membuat janji temu di dunia nyata. Berkawan melalui blog, lalu ramai-ramai ikut kopdar. Internet justru menjadi semacam medium yang bisa membantu terjadinya interaksi sosial di dunia nyata.

Seperti kawan saya itu. Yang menemukan cinta nyata di dunia yang katanya maya ๐Ÿ™‚ Semoga keduanya hidup berbahagia ๐Ÿ˜€

—-

*) untuk pasangan yang tengah mesra-mesranya, Hendy & Devy: awali pagi hari dengan secangkir fresh-brewed coffee dan percakapan tentang cinta ๐Ÿ˜‰ Devy, semoga kamu bisa menggunakan coffee-maker itu. Hehehe ๐Ÿ˜€

hanny

27 Responses

  1. masih menjadi pertanyaan juga sih..kenapa sebagian besar tips tips di majalah mengatakan jangan ketemuan dengan orang yang dikenal lewat chatting..
    * padahal saya sering kopdar he he

  2. @tukangkopi: hehehe, kalau lihat dari namanya seharusnya coffee maker saja sih urusan kecil ๐Ÿ˜€

    @iman: hehehe, entah. padahal kopdaran itu seru ๐Ÿ˜‰

    @gage: kalo saya cukup tahu yun-yi hihihi *murahan* ๐Ÿ˜€ wakakakak.

  3. @mahendra: masa? hehehe sini bagi-bagi cerita dong buat referensi ๐Ÿ˜‰

    @atta: am so lucky to know you! *peluk atta*

    @zam: hihihi, begitu nggak? (balik nanya) ๐Ÿ˜€

    @manusiasuper: peluang keberhasilannya berapa persen? ๐Ÿ™‚

  4. hahaha.. aku dan suamiku juga kenalan lewat blog. yang ada kalo ditanya orang “awam” gimana kami bisa kenal, jawabnya cuma cengengesan doang… ๐Ÿ˜›

  5. blognya bagus.. ๐Ÿ™‚

    Salam kenal.

    Tau gak, klo sebenernya perkenalan “maya” yang akhirnya berujung pada pernikahan itu dah dari dulu. Dari jamannya message in a bottle ๐Ÿ™‚ trus nge-break via radio…hehehe.

  6. gw konservatif aja ah.. internet membantu, sms mendekatkan, tapi approximity tetep harus ada. hehe…

    lho, curhat colongan ya?!

  7. @aprikot: ketemu kamu hihihihi ๐Ÿ˜€

    @dinda: wah, ternyata banyak contoh kasus, ya! *takjub*

    @erly: benar juga ๐Ÿ™‚ tapi tindakan penuh cinta-nya nyata, kan? hehehe ๐Ÿ˜€

    @brian: salam kenal juga. oh iya, nge-brik lewat radio. hmm, lucu tuh. kalo ga salah pernah ada yang bikin filmnya juga soal dua orang yang ketemu gara-gara nge-brik di radio.

    @hedi: ya, ya, temukanlah dengan ujung jarimu hihihi *kok kayak iklan yellow pages*

    @hawe: hmm, sudah mulai curhat colongan lagi, nih. apakah sudah waktunya untuk coffee session berikutnya, pak? ๐Ÿ˜‰

  8. Salam
    hmm selamat ya, di dunia maya justru menurut gw peluangnya malah lebih terbuka.. dan sangat tak terbatas. thus untuk lakuin hal apapun tergantung niat kan? he..he.. so virtual world is real world.

  9. ๐Ÿ˜€ aduh romantisme (bener kan yang kaya gini masuk ke romantisme),.

    *pelan-pelan pergi cari kantin, trus pesen kopi, ngelamun lagi…*

  10. @septy: hehehe punya kisah nyata juga yang bisa saya jadikan referensi? ๐Ÿ˜€

    @nenyok: setujjjjuuuu! ๐Ÿ™‚

    @adie: awas kesambet… hehehe

    @br4inmatic: duh, saya lupa judulnya apa. kalo ga salah film hongkong gitu (apa korea?–mirip-mirip soalnya hihihi), ceritanya tentang cowok sama cewek yang kenalan gara-gara nge-brik di radio, dan mereka saling jatuh cinta tapi ga bisa sama-sama karena … *spoiler, ah, jangan* hehehe. tapi film yang kamu link itu juga kayaknya bagus. jadi pengen nyari. Frequency, yah. *catet* ๐Ÿ˜€

If you made it this, far, please say 'hi'. It really means a lot to me! :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?

READ MORE:

Unsplash
We tend to shape our memories of them based on the limited time we spend with themโ€”and our memories of them, over time, will be replaced with one single word, one single interaction, or one single feeling.
Beradadisini Love Letter to Self
I took up a personal journaling project this week: writing a love letter to myself before bed. I work on a thin A6-size handmade paper journal I got from a paper artist, Els. The journal is thin and small enough, so it doesn't overwhelm me. It feels like I am only going to work on a small project.
annie-spratt-YF8NTmQyhdg-unsplash
Standing up for yourself does not have to look aggressive. It does not have to feel like a fight. It's not always about convincing others or explaining yourself and your decisions with the hope that everyone else understands or accepts your choice.
Hanny illustrator
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting lifeโ€”one word at a time.

hanny

TAKE WHAT YOU NEED
VISIT THE SHOP