Merah itu menghangatkan.

Menceriakan pukul delapan pagi di HongKong yang masih berkabut dan bersabut ungu-kelabu. Mengusir dingin pada suhu udara yang nampaknya jatuh ke titik lebih rendah selagi aku melewati Victoria Park menuju The Excelsior Hotel di Causeway Bay.

Membuat kamu terasa dekat.

Selepas makan siang, aku akan menyeberang beberapa langkah melewati pintu belakang hotel dan mendamparkan diri di Starbucks.

Makes me feel at home. Secangkir kopi, peta HongKong di atas meja, dan wi-fi gratisan untuk meraihmu. Dunia kecil yang termampatkan dalam layar telepon genggam berukuran 2.4 inci.

I wanna fall from the stars / straight into your arms / I, I feel you / I hope you comprehend / – Simply Red

Malam harinya, menembus udara dingin dan sosok-sosok modis di trotoar, aku akan berlari-lari kecil menuju 7-11, mengisi ulang pulsa telepon genggamku, membeli mie instan dan susu kotak, cemilan, dan puding tofu yang kamu suka itu.

Lalu memilih jalan memutar memasuki gang-gang sempit yang dipadati penjual mie rebus, obat-obatan herbal Cina dari akar-akaran kering, serta dendeng babi dan cumi. Stand penjaja koran. Toko Ramayana.

Deretan restoran yang mengepulkan asap, dengan bebek-bebek tergantung di jendela; dan pasangan muda-mudi dengan mata-mata mereka yang tertawa dari balik mangkuk dan sumpit.

Lalu aku akan memilih untuk kembali pada kehangatan tempat tidurku di Empire. Bicara denganmu. Dan menghabiskan malam itu memimpikan kamu.

hanny

6 Responses

  1. Setuju sama Fany! Kereen!

    *terdistraksi sedari awal karena kalimat merah itu menghangatkan. Untung nggak ditambahin “jenderal” di belakangnya*

    Aduh, ini kan postingan romantis. Pokoknya, keren, nyah! 🙂

If you made it this, far, please say 'hi'. It really means a lot to me! :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?

READ MORE:

Unsplash
We tend to shape our memories of them based on the limited time we spend with them—and our memories of them, over time, will be replaced with one single word, one single interaction, or one single feeling.
Beradadisini Love Letter to Self
I took up a personal journaling project this week: writing a love letter to myself before bed. I work on a thin A6-size handmade paper journal I got from a paper artist, Els. The journal is thin and small enough, so it doesn't overwhelm me. It feels like I am only going to work on a small project.
annie-spratt-YF8NTmQyhdg-unsplash
Standing up for yourself does not have to look aggressive. It does not have to feel like a fight. It's not always about convincing others or explaining yourself and your decisions with the hope that everyone else understands or accepts your choice.
Hanny illustrator
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting life—one word at a time.

hanny

TAKE WHAT YOU NEED
VISIT THE SHOP