Siang itu, ada kamu dan dia di bangku depan, sementara saya menempelkan wajah saya di jendela yang dingin dan berkabut; di bangku belakang. Ketika hujan deras mengubah siang yang biasanya terang menjadi remang-remang.


Langit yang dingin.
Udara yang dingin.
Hati yang dingin.

Kemudian saya amati dedaunan kering dan sampah-sampah lengket yang meluap dari dalam saluran air yang tersumbat dan tumpah-ruah di sepanjang trotoar. Pepohonan rindang yang menaungi jalan raya dengan ranting-rantingnya yang berkilau seakan baru saja ditetesi embun.

Mobil-mobil dengan wiper yang berdetak-detik ke kiri dan ke kanan; menghapus jejak-jejak yang mengaburkan pandangan akan keadaan jalan di depan. Namun sedetik kemudian, satu guyuran hujan memburamkan lagi segalanya.

Dan begitu seterusnya. Seperti tawa dan air mata.

Kesedihan dan kebahagiaan yang saling tumpang-tindih, sehingga terkadang kita tak lagi dapat mengetahui perbedaan antara keduanya.

hanny

4 Responses

  1. =)
    kalau kamu merasa mati rasa,antara kesedihan dan kebahagian.coba kamu keluar dari lingkaran itu,dan cari laut.pasti fresh lagi.. =)

  2. Aduh, kangen beneran membaca tulisanmu.

    Di berada di sini versi terdahulu *oops*, Hanny lebih kerap menulis tentang orang lain.

    Di yang versi sekarang, Hanny kembali ke gaya blog asalnya, banyak menuangkan tulisan sendiri, dengan gaya yang khas.

    Mungkin memang butuh peristiwa seekstrim “terhapusnya sebuah blog” untuk mengembalikanmu ke gaya ini.

    Mungkin sudah waktunya Hanny sang penulis menguak ke permukaan.

    Terus menulis. Rasanya Hanny satu-satunya orang yang tidak menyadari betapa berbakat dirinya.

  3. win, aku juga senang baca tulisanmu 🙂

    yudhis – laut, ya? mmmm cuti ahhh … hehehe

    eva – aku blushing nih … ihiks.

If you made it this, far, please say 'hi'. It really means a lot to me! :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?

READ MORE:

Unsplash
We tend to shape our memories of them based on the limited time we spend with them—and our memories of them, over time, will be replaced with one single word, one single interaction, or one single feeling.
Beradadisini Love Letter to Self
I took up a personal journaling project this week: writing a love letter to myself before bed. I work on a thin A6-size handmade paper journal I got from a paper artist, Els. The journal is thin and small enough, so it doesn't overwhelm me. It feels like I am only going to work on a small project.
annie-spratt-YF8NTmQyhdg-unsplash
Standing up for yourself does not have to look aggressive. It does not have to feel like a fight. It's not always about convincing others or explaining yourself and your decisions with the hope that everyone else understands or accepts your choice.
Hanny illustrator
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting life—one word at a time.

hanny

TAKE WHAT YOU NEED
VISIT THE SHOP