Mungkin ia memang melewatkanmu ketika kalian pertama kali bertemu. Yang dilihatnya dari dirimu saat itu adalah kamera yang menggantung di lehermu. Ia bertanya: apa yang biasa kau potret, mengapa kau memilih untuk memotret semua itu, apa yang menarik hatimu ketika kau menjepretkan kameramu, apa yang kau lihat dari foto-foto yang kau hasilkan itu?

Kau tidak siap. Seharusnya kalian bicara tentang hal-hal lain. Bukankah pertemuan pertama kali selayaknya dimulai dengan basa-basi? Tetapi, lambat-laun, kau menemukan dirimu sendiri menikmati interogasi yang tiba-tiba itu. Kau mulai memikirkan jawaban atas sekian hal yang tak pernah kau pertanyakan. Dan selagi kau berpikir, ia terus menghujanimu dengan pertanyaan-pertanyaan lain.

Untuk pertama kalinya dalam hidupmu, kau menemukan dirimu tak bisa berhenti berbicara. Ia tak memperbolehkanmu diam barang sejenak.

***

Di malam tahun baru, kau berbaring tertelungkup di tempat tidurmu. Ada secangkir kopi dan hardcover 900 halaman 1Q84-nya Murakami. Kau letakkan kameramu di atas meja di samping tempat tidurmu—agar berada dalam jarak pandangmu setiap kali kau hendak meraih bantal.

Dan kau… ya, mungkin kau juga melewatkannya ketika kalian pertama kali bertemu. Mungkin kau tidak pernah sungguh-sungguh melihatnya. Yang kau lihat dari dirinya saat itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang ia lontarkan kepada kamera yang tergantung di lehermu.

“Don’t let appearances fool you. There’s always only one reality,” kata supir taksi di Tokyo Expressway pada Aomame. Sinfonietta gubahan Janacek bermain di latar belakang.

Hentakan yang cukup kuat pada bab pertama. Kau tutup novel yang tengah kau baca itu. Suara petasan membuatmu gusar dan ingin berteriak. Sering kau bertanya pada dirimu sendiri: apakah segalanya akan nampak berbeda ketika dilihat langsung dengan lensa mata, dan bukan dari balik lensa kamera?

hanny
WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?
Hanny illustrator
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting life—one word at a time.

hanny

TAKE WHAT YOU NEED
VISIT THE SHOP