Ada pagi yang dingin dan detak langkah kakiku di atas aspal, menyusuri Central Pier yang masih sepi dan tersaput kabut. Segelas caramel machiato terpaksa menjadi substitusi jemarimu untuk menghangatkan telapak tanganku.

Tentu, rasanya tidak sama. Kamu tidak akan pernah bisa terganti oleh segelas kopi. Karena jemarimu bukan hanya melingkupi jemariku, tetapi juga hatiku, dan semua kenangan tentang perjalanan kita: yang telah lalu, dan yang akan datang.

Jadi terkutuklah aku, yang berjalan pelan-pelan dengan gigi gemeletuk kedinginan, menatap punggung pasangan-pasangan yang saling berangkulan dan berciuman diam-diam seraya menaiki trem menuju The Peak, mendengarkan lagu-lagumu yang berputar dari iPod-ku.

Nada-nada itu malah semakin membuatku kangen kamu.

Turun dari trem menuju The Peak, dan terdampar di Museum Lilin Madame Tussaud juga tidak membuat keadaan menjadi lebih baik. Aku merasa jadi satu-satunya orang yang datang ke situ sendirian. Jadi aku mendahului rombongan orang-orang dan berlari ke level lainnya yang masih cenderung sepi. Satu-satunya penghiburanku adalah mengetahui bahwa aku harus memotret semua ini untuk kuperlihatkan padamu ketika kita bertemu nanti.

Lalu kabut turun siang itu. Di The Pearl on The Peak. Semuanya putih. Aku setengah berharap di dalam kabut itu, kamu akan mengejutkanku, memelukku dari belakang, lalu aku akan memekik, memelukmu erat, dan berlari bersamamu menuju pagar pembatas dan berteriak pada dunia yang terbentang luas di bawah kita.

Tetapi ketika kuulurkan tanganku, jemariku hanya menepis selapis udara tipis.

hanny

6 Responses

      1. πŸ˜€ ya Allah, jadi tambah sering aku muter-muter di blog tante hanny πŸ™‚ btw, bulan depan ke Google Spore ya? Selamat ya! Asyiknyaa.. semoga makin sukses ya te πŸ™‚

If you made it this, far, please say 'hi'. It really means a lot to me! :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?

READ MORE:

Legs and Apples
Do it because it’s fun. Because it brings you joy; because it’s meaningful to you. Do it because it gives you simple tiny pleasures. Do it because it makes you smile.
The view from De Klok
I took another digital detox this weekendβ€”I limited myself to a 5-minute screen time on Saturday and Sunday to quickly check my business account. I closed my social media account for the rest of the days.
Hanny illustrator
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting lifeβ€”one word at a time.

hanny

TAKE WHAT YOU NEED
VISIT THE SHOP