Selama tiga tahun penyelenggaraan Pesta Blogger, rasanya memang Pesta Blogger 2009 yang paling berkesan di hati saya.

Picture 6

Bukannya apa-apa.

Di Pesta Blogger 2007 saya masih anak baru di dunia blog yang nggak kenal siapa-siapa. Di Pesta Blogger 2008 saya akhirnya bisa ketemu langsung dengan blogger-blogger yang selama setahun ini jadi akrab (setelah intens mengunjungi blog masing-masing pasca Pesta Blogger 2007). Di Pesta Blogger 2009, rasanya seperti reunian sama sahabat-sahabat lama setelah setahun nggak ketemu…

Hai sana, hai sini, teriak-teriak, foto-foto, peluk-peluk, dapet kaos, dapet pin…

Picture 8

Belum lagi di pembukaan Pesta Blogger 2009 tahun ini, yang temanya Satu Semangat Satu Bangsa itu, dinyanyikan lagu Indonesia Raya. Saat lagu ini berkumandang, tiba-tiba saya merinding. Lengan saya berbintik-bintik. Saya terharu.

PB2009

Lalu muncullah Paman Tyo. Selama tahun 2007 dan 2008, tak sekalipun Paman pernah menunjukkan wajahnya di Pesta Blogger. Kehadiran Paman di Pesta Blogger 2009 kemarin merupakan sebuah kejutan manis buat saya 🙂

Oh ya, karena Pesta Blogger 2009 ini diawali dengan rangkaian blogshop (blogging workshop) di sepuluh kota, saya juga jadi terharu melihat kawan-kawan dari berbagai daerah yang sudah jauh-jauh datang ke Jakarta untuk menghadiri Pesta Blogger 2009. Terima kasih banyak, ya! Acara ini jadi meriah karena kehadiran kalian semua!

PB2009

Terima kasih juga sudah bersedia menjadi host Pesta Blogger lokal di sepuluh kota: Malang (no drak, no drak), Semarang, Bandung (subuh-subuh naik travel), Balikpapan, Samarinda, Makassar, Surabaya, Medan, Palembang, dan Yogyakarta (trending topics: hilang, hari yang sangat panjang). Sayang saya cuma sempat mampir di Malang, Bandung, dan Yogyakarta, dan tidak bisa ikut blogshop di semua kota.

Saya juga sadar, memang masih banyak sekali kekurangan dari penyelenggaraan Pesta Blogger kemarin, termasuk stok minuman yang masih kurang, ruangan yang agak panas, juga sesi diskusi yang suaranya masih sahut-sahutan antara satu kelas dengan kelas yang lain, juga naik-turunnya koneksi Internet gedung saat acara berlangsung, sehingga sesi diskusi dengan Mark Frauenfelder dari BoingBoing.net dan Corvida Raven dari SheGeeks.net mengalami hambatan.Pb2009

Apapun itu, saya merasa bangga bisa jadi bagian dari Pesta Blogger 2009. Dan sangat berterima kasih pada Mas Iman Brotoseno, manusia kursi kita yang seru banget tapi punya tanggung jawab yang sangat besar itu, juga anggota steering committee yang lain: Ong, Ndoro, Mas Enda, Mas Amril, Mbak Yati, Ichanx, Chika, dan Mbak Shinta, juga rombongan blogshops: Fany, Dita, dan Dian (US Embassy). And the Mavericks–for being so helpful and supportive!

Tapi nggak ada yang lebih gila dari melewati semua hiruk-pikuk Pesta Blogger bersama Nia dan Nena–di tengah riuh suara Ipin, Upin, dan Kak Ros *you know how much I love you both, don’t you?* (kraaaam).

Yang lebih gila lagi dan nggak bisa dipercaya sebenarnya kenyataan bahwa Coin A Chance! mendapatkan NOKIA Online Activism Award di Pesta Blogger 2009! Ini terlalu aneh buat saya dan Nia.

PB2009

Bukannya apa-apa, selama hari-hari terakhir kami memang intens ngobrol dengan NOKIA membahas Online Activism Award ini, dan sama sekali tidak curiga atau bahkan menyangka bahwa Coin A Chance! akan dapat penghargaan ini! Dan ternyata, Mas Enda dan Ndoro sudah tahu mengenai hal ini sejak sehari sebelum Pesta Blogger 2009, dan nggak bilang-bilang!

Untuk Pak Ivan Hudayana dari NOKIA, terima kasih banyak atas kepercayaan yang diberikan kepada Coin A Chance!. Ini adalah penghargaan yang ingin kami bagi juga dengan kawan-kawan yang selama ini setia mendukung Coin A Chance! dan hadir di Coin Collecting Day – Goenrock, Si Mbok Venus, Gum, Heriyadi, Rusli, Chika, Dimas, Pitra, Septi, Risna, Hentje, Mas Hedi, Chichi, Suprie, Dilla, Imam, Adit… aduh, daftarnya panjang dan nggak bisa disebutkan satu per satu.

Saya juga ingin membagi kebahagiaan ini dengan kawan-kawan di Coin A Chance! Jogja, Bali, dan Eropa. Terima kasih banyak karena telah memperluas ide sederhana ini dan membantu anak-anak agar bisa tetap sekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak.

Terima kasih semuanya, atas pengalaman yang menyenangkan di Pesta Blogger 2009 kemarin! 🙂

*)foto-foto dalam empat frame dipinjam dari Facebook-nya Gage Batubara, pemenang XL Photoblog Award 🙂

hanny
WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?

Suitheart  :)Mengenai kepergian itu, sebenarnya nggak terlalu penting ke mana tujuannya. Yang jadi berarti justru perjalanannya.

Mau pakai koper atau ransel, tinggal di hotel bintang lima atau di Betel Box yang sekamar berlima, yang penting kamu ada.

Aku nggak perlu juga perjalanan yang terjadwal rapi. Atau kunjungan wisata ke sana sini. Buatku setiap detik bersama kamu adalah perjalanan itu sendiri. Perjalanan hati, yang bisa berakhir di pinggir sawah pagi hari atau di warung kopi, bisa juga di sebuah bar lewat tengah malam atau sekadar foto-foto di depan candi.

Saat-saat kita mungkin menyenangkan, mungkin menyebalkan, mungkin menyedihkan. Tapi yang pasti: mengesankan. Karena yang aku cari bukan bahagia, tapi kenangan buat disimpan.

Perjalanan itu juga akan ringan. Soalnya aku nggak perlu bawa-bawa laptop buat nulis soal kamu. Nggak perlu pensil. Nggak perlu buku catatan kecil. Yang perlu aku lakukan cuma mandangin kamu–seperti selalu. Terus semua kata-kata paling indah di dunia berlompatan dalam kepalaku.

Kamu bilang aku pujangga. Aku bilang pujangga hanya memantulkan keindahan yang ada di hadapannya lewat kata-kata. Terus aku tatap kamu tepat di mata: “Jadi, aku cuma bisa ada kalau kamu ada.”

hanny
WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?

burst of orangeTerus… waktu kita bersenandung pada lagu di radio itu; yang sama-sama nggak kita ketahui apa judulnya dan siapa penyanyinya itu, aku berpikir.

Soal banyak hal.

Bukan cuma soal gerimis. Yang entah bagaimana, waktu itu bisa turun tepat kala senja. Bukan juga soal cantiknya lampu-lampu jalan yang serentak menyala jingga, seperti adegan romantis di film-film Korea.

Tapi, bukan itu.

Yang kupikirkan malah hal-hal bodoh seperti mengapa aku di sini, mengapa kamu di sini. Rasanya sedikit hangat–apakah AC-nya sudah menyala? Sepertinya ada semut merayapi mata kakiku, tiba-tiba terasa gatal. Pin mahkota di tas berbahan jins-ku nyaris lepas–bagusnya disematkan di mana, ya…

Lalu hening.

Terus… aku bingung. Aku gamang.

Jangan salah, kamu akan selamanya sempurna di mataku. Seperti sebelumnya–dan akan selalu begitu, sepertinya. Tetapi mungkin manusia yang jatuh cinta itu sudah keburu kena kutuk. Kombinasi antara kebodohan mutlak dan perasaan nggak pernah puas.

Jadi, sore itu, aku nggak berhenti. Aku terus jalan lagi.

Terus… kalau nanti kita ketemu lagi, jujur, aku belum tahu harus bilang ‘hai’ atau ‘goodbye‘. Mungkin nggak dua-duanya. Soalnya setiap kali kita ketemu, dunia selalu lumer jadi abu-abu. Aku nggak pernah tahu jelas batas-batasnya.

Satu-satunya yang bisa kujadikan pegangan cuma hatiku.

hanny
WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?
Hanny illustrator
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting life—one word at a time.

hanny

TAKE WHAT YOU NEED
VISIT THE SHOP