an antique hotel across a monument. lotus pond. a dimly lit corridor. a short walk to kill time ended with a wall. a painting—had been noticing it even from far away. the yellow aura. the kiss. gustav klimt.
2.
an hour and an old restaurant later, at the city of apples. night was about to come. they named the ice cream ‘sparkling delight’. peach and a burning sparkle stick. it took some time, but the thing sizzled. mini fireworks. sparkled. burned.
3.
that’s how you remember it:
That particular kiss—the kind where the fireworks show is happening here; right here: sparkling, it fills the tiniest gap between our flaming lips.
Paris of East Java. Apel hijau di Kota Batu. Udara sejuk di pegunungan. Arema. Semuanya merujuk pada satu kota: Malang! Ya, Selasa depan, rencananya saya bersama Chika, Faniez, dan Dita memang akan bertandang ke Malang untuk rangkaian acara BlogshopsPesta Blogger 2009.
Blogshops (blogging workshops) memang menjadikan Pesta Blogger tahun ini berbeda. Acara di sepuluh kota di Indonesia ini diadakan untuk mendorong lebih banyak lagi masyarakat kita yang terlibat dalam aktivitas blogging—dan lebih jauh lagi, untuk melakukannya secara bertanggung jawab, konstruktif, kritis, dan dengan kesadaran sosial yang tinggi.
Seusai blogshops, akan digelar Pesta Blogger โminiโ bersama komunitas blogger Malang, blogger Ngalam. Ini menyenangkan sekali buat saya, karena saya belum pernah bertandang ke Malang untuk bertemu kawan-kawan blogger di sana sebelumnya. Hore! – @chika: kosongkan dulu kameramu! –
Rombongan perempuan-perempuan manis ini akan bertandang ke Malang pada waktu dan tempat yang tertera di sini (silakan kunjungi untuk informasi lengkapnya).
Bagi yang hendak ikut kumpul-kumpul di Malang, silakan lho, menghubungi Sandy Suryadinata dari blogger Ngalam, yang akan melakukan koordinasi dengan peserta dari Malang. (Terima kasih, Sandy! See you! :p)
TPS-nya berada tepat di depan rumah saya–di lapangan parkir sport club. Jadi saya tinggal berjalan sekitar enam langkah menuju TPS.
Sebelumnya, saya mengintip dulu apakah TPS masih ramai. Begitu kosong dan sepi, saya langsung beranjak ke sana. Alhasil, begitu sampai, saya bisa langsung mencontreng tanpa harus mengantri dan menunggu giliran.
Proses pencontrengan kali ini memang luar biasa cepat dibandingkan saat pemilihan legislatif. Kali ini cuma ada tiga nomor untuk dicontreng, dan kertas suaranya pun berukuran mini. Pada Pemilu legislatif terdahulu, kertas suaranya ada tiga dan besar-besar. Bilik suaranya hampir tidak cukup, dan setelah mencontreng saya bingung bagaimana melipat kertas itu lagi.
Setelah meninggalkan TPS dan makan nasi goreng sambil menyaksikan quick count di televisi, saya pun menghabiskan waktu dengan membuat kartun-kartun (lagi).
Dan saya pun sempat mengkartunkan foto saya sendiri. Mirip nggak?
Ini versi kartunnya yang lebih besar:
So there goes my Wednesday ๐
hanny
WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting lifeโone word at a time.