Bebaskan Prita Mulyasari!

Ini akan menjadi postingan yang relatif pendek, karena sudah ada begitu banyak orang yang bicara mengenai kasus tak menyenangkan yang menimpa Prita Mulyasari. Saya sendiri tak mengenal sosok Prita secara pribadi, namun sempat merasa miris (dan marah) mengetahui bahwa perempuan ini harus mendekam di balik jeruji besi hanya karena ia menuliskan komplain atas pelayanan sebuah rumah sakit (RS Omni Internasional) di salah satu milis.

Dari sudut pandang saya sendiri, yang awam masalah hukum, kasus Prita merupakan salah kaprah penginterpretasian yang menyedihkan (dan memalukan) dari salah satu pasal dalam UU ITE; sebagaimana para selebritis dan politisi mulai kecanduan menggunakan pasal ‘pencemaran nama baik’ untuk merespon berbagai macam gesekan yang terjadi di antara mereka.

Awal minggu ini, komunitas online sendiri sudah mulai bereaksi dalam menyuarakan pendapat dan dukungan mereka terhadap Prita, baik melalui blog, Facebook, sampai Twitter.

Namun yang berkecamuk dalam benak saya adalah kenyataan berikut: belakangan ini para kandidat capres-cawapres sibuk menggalang simpati dari komunitas online, bahkan sempat-sempatnya menjadwalkan temu blogger segala. Dimulai dengan JK, lalu Prabowo, dan Boediono–ya, lengkap sudah. Semua kandidat sudah terwakili.

Pertanyaan selanjutnya adalah: apakah kini salah satu dari mereka akan bereaksi dan angkat suara terhadap kasus Prita?*

Lantas teringatlah oleh saya: malam-malam, di sebuah kafe di bilangan Mahakam, Jakarta Selatan, salah seorang kandidat capres sempat berujar bahwa ia siap dan terbuka untuk dikritik oleh para blogger melalui media blog.

Seorang Prita mengkritik layanan sebuah rumah sakit, dan kini ia berada di balik jeruji besi.

Ada sesuatu yang sangat tidak benar di sini.

——–

*Prita memang bukan blogger, tetapi dia netters yang terjerat UU ITE. Dan sebagaimana diketahui, netters bisa menjadi sangat solid dalam keadaan seperti ini.

**Jadi teringat kasus yang sempat menimpa Herman Saksono.

hanny

18 Responses

    1. cuma bisa mendoakan dan mendukung agar Prita segera dibebaskan, dan agar sistem serta perangkat peradilan kita bisa dihormati oleh masyarakat karena keputusannya yang bijaksana…

  1. heran, di sisi lain, para politisi saling menghujat lawan, baik secara halus maupun kasar bahkan ada yang rasis, kok ya kayak gitu tdak diperkarakan atas tuduhan pencemaran nama baik, sementara seorang ibu yang komplain atas pelayanan rumah sakit langsung dijebloskan ke penjara

    atau kalau mau dihubung-hubungkan, ibunya manohara aja ndak dituntut mencemarkan nama baik kesultanan kelantan meski saya rasa omongan dari ibunya manohara berlebihan

    jadi menurut saya pribadi, pihak rumah sakit yang memperkarakan ibu Prita itu sangatlah berlebihan

    smoga ibu Prita bisa segera dibebaskan, dan saya juga berharap semoga politisi tidak menjadikan kasus ini hanya sbg komoditi politik yang hanya dipakai untuk menarik simpati massa

    1. bener banget, her. herannya kok ya bisa-bisanya perangkat hukum mengirim prita ke penjara. gila! semoga politisi memang tidak menjadikan kasus ini sebagai komoditi politik, tapi mengambil sikap dan tindakan mengenai kebebasan informasi dan salah kaprah penerapan hukum di Indonesia yang sudah menjurus jadi agak memalukan.

  2. “ada sesuatu yang tidak benar di sini”

    banget Han… banget!!! kasus ini nampaknya memang sengaja di blow up untuk membuat efek takut bagi yang lain…

    negara yang aneh. huh!

  3. hai Han, akhirnya nemu juga cara untuk memunculkan box komen ini hahahaha meympilnya jauh 😀

    Kalo soal Prita ini, sebenernya merupakan pembelajaran juga buat kita semua yang menggunakan internet ini untuk bisa tetap mengatur dan menggunakan tata bahasa yang baik karena setiap tulisan yang kita muat mempunyai keterikakan dengan hukum yang berlaku (mengutip saran dari ndorokakung saat acara kantormu itu hehehe… ) apalagi yang make facebook or twitter… karena merasa itu adalah akun pribadi kita jadi seenaknya cuap2 or memaki2 padahal belum tentu juga yg kita maki itu benar atau salah (padaha justru itu akun pribadi yg memuat data pribadi kita maka harus lebih hati2 lagi hehehe)… ini terlepas dari siapa yg benar dan salah dalam kasus mba prita dan Omni yah, tapi ktia bisa menarik juga pembelajaran dari sini…

    selain itu juga mengetahui kondisi kekuatan dan kejelasan hukum negara kita yang dianggap masih meragukan dan kurang memberi keuntungan bagi pihak yang benar, ada baiknya kita juga berhati2 dulu lah sampai semuanya fix atau malah menjadi proaktif dalam membantu membentuk hukum yang bener… kalau itu masih kejauhan, yah yg simple aja dulu lah (mengutip juga dari omongan ndorokakung) mari sama2 mempunyai “kode etik” dlm menulis blog/komen/apapun di dunia maya ini 🙂 … asas2 jurnalistik dan (bila berhubungan dengan hukum negara kita) asas praduga tak bersalah selalu diterapkan dalam setiap tulisan kita jgn sampai ikut mengarahkan pembaca kita kearah yang tidak semestinya atau memprovokasi. Yah, mungkin jadinya kok kurang “kontroversi” yah atau kok datar2 aja, but as u said, lagi banyak org nih yg memanfaatkan uu ITE ini “se-efektif dan se-efisien” mungkin hehehehe

  4. Meskipun sekarang jadi tahanan kota dan ga bisa pergi-pergi dari Tangerang, tapi sedih juga kan kalo Ibu Prita ga bisa kemana-mana. Sekedar buat refreshing ma keluarga di luar kota, misalnya.

    But, itu juga bisa jadi pelajaran Qta.
    Selama ini berita lewat net lebih cepat terendus daripada lewat media lainnya. Untuk jaga-jaga juga, cara penyampaian pendapat itu yang perlu diperhatikan. Ga’ ada salahnya kok curhat lewat milis ato media lain di net, but, pasti ada aja kebobolannya.

    Tetap semangat ibu Prita..!!!
    p(^_^)q

  5. sekaang yang tertimpa tangganya RS OMNI…. maksud hati ingin memeberi pelajaran, akhirya malah kena tuntut ini itu… dan yang paling hancur ya tentunya nama baik RS itu sendiri…

    rasakan.

If you made it this, far, please say 'hi'. It really means a lot to me! :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?

READ MORE:

Legs and Apples
Do it because it’s fun. Because it brings you joy; because it’s meaningful to you. Do it because it gives you simple tiny pleasures. Do it because it makes you smile.
The view from De Klok
I took another digital detox this weekend—I limited myself to a 5-minute screen time on Saturday and Sunday to quickly check my business account. I closed my social media account for the rest of the days.
Hanny illustrator
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting life—one word at a time.

hanny

TAKE WHAT YOU NEED
VISIT THE SHOP