Belakangan ini, pagi-pagi, Mustang FM jadi sering memutar lagu I’ll Be Your Crying Shoulder-nya Edwin McCain.

Saya tidak suka.

Sekarang hampir semua orang mengetahui lagu ini. It’s no longer personal. Dan saya tidak bisa lagi menganggap bahwa saya-lah pemilik ‘sah’ lagu itu. Drat.

Untung saja, beberapa waktu lalu saya sempat menemukan sebuah lagu di dalam iTunes saya. Lagu yang tak pernah saya kira ada, tetapi menyapa saya tiba-tiba dalam sebuah mode shuffle songs.

Dan lagu itu membawa nostalgia yang sama: jatuh cinta dan air mata.

Saya masih sering mendengarkan lagu itu. Mengulangnya selama 1 sampai 2 jam sehari. Dan saya masih menyimpan satu lagu itu sendiri, membaginya hanya dengan orang-orang terdekat yang saya pikir sama-sama membutuhkan sesuatu untuk dimiliki.

Semoga lagu yang satu itu tidak cepat menjadi konsumsi massa. Karena semua hal terasa kehilangan arti ketika terlalu dieskploitasi.

Seperti kita.

hanny

5 Responses

  1. hawe – lho, udah dibagi, kok, waktu di YM ;p kita kan satu spesies hehehe

    gies – aku juga suka kalau kamu ber’celoteh’ di sini 🙂 thanks for stopping by!

  2. Mirip pengalaman pribadi saya, hahaha. Kejadian begini ada dua jenis sih.
    1. Sesuatu yang bersifat pribadi terasa jadi milik umum (seperti di bisikan yang ini) dan

    2. Sesuatu yang kita anggap hanya sedikit diketahui orang (seperti eksklusif/indie) jadi mainstream dan ga eksklusif lagi.

If you made it this, far, please say 'hi'. It really means a lot to me! :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?

READ MORE:

Legs and Apples
Do it because it’s fun. Because it brings you joy; because it’s meaningful to you. Do it because it gives you simple tiny pleasures. Do it because it makes you smile.
The view from De Klok
I took another digital detox this weekend—I limited myself to a 5-minute screen time on Saturday and Sunday to quickly check my business account. I closed my social media account for the rest of the days.
Hanny illustrator
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting life—one word at a time.

hanny

TAKE WHAT YOU NEED
VISIT THE SHOP