It hurts.
Saya melesak semakin dalam bersama setiap kata yang kamu ucapkan. Ternyata pertemuan ini sama sekali tidak menyenangkan. Kenapa kamu selalu kembali di saat saya sudah merasa baik-baik saja sendirian?

Saya muak.
Cerita ini selalu berulang dengan akhir yang berbeda setiap kalinya, tetapi tidak pernah berakhir sesuai dengan apa yang saya inginkan. Episode ini semakin lama menjadi semakin tidak lucu.

Saya capek.

Kemudian getar itu mengalihkan perhatian saya dari duniamu yang tidak pernah bisa saya mengerti (karena saya tidak pernah sungguh-sungguh ada di dalamnya).

“I’m at Kafe Pisa. Wish you were here; helping me with this yummy bella-ritz.”

Saya terharu. Bukan karena getar itu hadir ketika saya sedang merasa sedemikian terpuruk. Bukan pula karena bella-ritz ternyata masih ada setelah sekian lama. Tetapi karena dia ingat.

Inilah satu-satunya dunia yang saya pahami. Dan kamu tidak ada di sana.

hanny

2 Responses

If you made it this, far, please say 'hi'. It really means a lot to me! :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?

READ MORE:

Legs and Apples
Do it because it’s fun. Because it brings you joy; because it’s meaningful to you. Do it because it gives you simple tiny pleasures. Do it because it makes you smile.
The view from De Klok
I took another digital detox this weekend—I limited myself to a 5-minute screen time on Saturday and Sunday to quickly check my business account. I closed my social media account for the rest of the days.
Hanny illustrator
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting life—one word at a time.

hanny

TAKE WHAT YOU NEED
VISIT THE SHOP