This is getting funnier.
We’ve been fooled since early childhood.

“You have to put other people’s happiness before yours,” they taught us.

Where’s the logic, people?
Cause you can’t give away something that isn’t yours.
You can’t even give away tiny crumbs of happiness if you don’t have one!

Wake up. Pack your bag and pursue your happiness.
I’ll see you when we get there 🙂

hanny

21 Responses

  1. Imagine…
    a world where people put their own happiness first
    instead of others…

    Imagine…
    a guy who put his own happiness first
    instead of yours…

    Are you sure it’s what you want?
    8-D

  2. atta — yuks 🙂

    anonymous — have you ever felt like you want to hurt someone, burn something, curse someone, or destroy something?

    I belive you have. When does these things happen? When you feel unhappy, right?

    Unhappy people make others unhappy.

    And yes, I want to find a guy who put his own happiness first instead of mine.

    I’m sure.
    I don’t need a guy who pretend to be happy.

    I’m looking for a guy who sees me as one of his ultimate happiness. His greatest happiness is being with me for all of his life.

    ^.^

  3. “And yes, I want to find a guy who put his own happiness first instead of mine.”

    Don’t you think that means you are putting his happiness first instead of yours?

  4. anonymous:

    Q:
    “Don’t you think that means you are putting his happiness first instead of yours?”

    A:
    Absolutely not, darling 🙂

  5. hihihi… Coonteel, aku juga pernah baca bahwa kita tidak bisa menyembuhkan luka batin seseorang jika kita sendiri juga memiliki luka batin. At least, kita sembuhin sendiri dulu luka yang ada di hati kita, baru kita bisa menyembuhkan luka yang ada di hati orang lain…
    hehe.. Aku rasa ini juga berlaku untuk term “kebahagiaan” 🙂

    Aku juga pernah berdiskusi tentang hal ini dengan seorang teman dan dia menolak mentah-mentah pernyataan di atas. Eh, ternyata.. belakangan baru ketahuan kalo dia seorang psikopat! Hahaha.. pantes aja, hidupnya dipenuhi dengan ketidakbahagiaan… makanya secara tidak sadar, dia juga ingin membuat hidup orang lain pun tidak bahagia! Huh. (inget kan postinganku yang Enough is Enough ituuuw ;)..) Ah, hidup ini terlalu indah untuk diganggu oleh orang2x seperti itu yah, Coonteel. And simply, let’s make ourselves happy first, then we can spread the happiness to the whole world!

    Hidup coonteeel! ^-^ Luv youuuu xxx

  6. nillie – hihihi luka batin … *jlebbbb*

    Ah, seandainya bisa ditutupi dengan selembar tensoplast hahahahaha luv you, too, mateel!

    FYI, Nila Tanzil adalah seseorang yang sangat berdedikasi dalam mengejar kebahagiaannya sendiri; dan baru-baru ini she took a very huge risk to pursue her dreams 🙂

    And she got it! Yeah! Congratulations, darling!!! Hehehe, bagi-bagi kebahagiaan yah, Mateel, sampai ketemu di Europe!!! ;p

    smooches xxxx ^.^

  7. Itulah bedanya ‘timur’ dan ‘barat’. But personally I think sometimes we need to give up our happiness for other who needs it more, then we can actually feel happy about it 🙂

  8. dy:

    Hi, dy …

    Yeah, I know at first it may sounds conflicting. But try to look at it this way:

    “Bagaimana jika kebahagiaan terbesar kita adalah membuat–dan melihat orang lain bahagia?”

    This is what I call ultimate happiness. A condition where you don’t have to sacrifice your happiness anyhow to make others happy.

    When you ‘sacrifice’, it means you realize that you have to do something, though you don’t really want to do it.

    If making other people happy becomes your happiness, you won’t feel like you’ve sacrificed anything.

    You simply realize that you have to do something–something that you really really really want to do. And you’re having fun while doing it …

    Am I convince or confuse you? Hehehe. Don’t bother ;p I love this discussion and I do respect your personal opinion.

    It enriches my silent soul. Thank you, dear!

    🙂

  9. waduh, bahasannya mulai berat nih, mbak… *acung tangan*

    hehehe… tapi kenapa ya buat some people, they feel could reach happiness by releasing semua ketergantungan… [sorry if i mistaken, kalo gak salah itu ajaran Buddha]

    😉

  10. hawe:

    Iya, Buddhism has a very interesting teaching 🙂

    Hmm, aku nggak tau, sih, tapi mungkin gini: salah satu alasan kenapa kita sering nggak bahagia adalah karena kita sibuk mengkhawatirkan hal-hal yang akan terjadi nanti, apa yang kita lewatkan along the way, dan lain sebagainya, instead of living ‘the moment’.

    Dan salah satu alasan kenapa kita sering merasa nggak bahagia adalah karena kita takut kehilangan.

    Karena kita hanya bisa kehilangan sesuatu yang kita miliki… berarti, kalau kita tidak memiliki apa-apa, kita juga tidak akan pernah kehilangan apa-apa.

    Gitu, nggak? Ada yang bisa memberikan ‘pencerahan’ lagi, mungkin?

  11. Jadi orang yang paling berbahagia adalah orang yang tidak memiliki apa-apa dan tidak menginginkan apa-apa?

    (masuk akal sih.. tapi… sepertinya ada yang salah… apa ya?)

  12. anonymous:

    hmmm *mumet* hehehehehe, mungkin benar yang orang bilang (meskipun klise) orang yang paling bahagia di dunia ini adalah mereka yang menginginkan apa-apa yang mereka miliki saat ini.

    Gimana? Gimana?

  13. “orang yang paling bahagia di dunia ini adalah mereka yang menginginkan apa-apa yang mereka miliki saat ini.” ngapain lagi ingin kalo udah di miliki #$%^&*()*&^ bingung mode : ON

  14. Hm, bagaimana kalau dalam perjalanan mencari kebahagiaan kita, kita terpaksa atau tak sengaja menyakiti, mengecewakan hati orang2 yang kita cintai? Akankah kita bahagia dengan kebahagiaan kita?

  15. anonymous – Seorang kawan pernah berkata,”Sebelum memulai perjalanan mencari kebahagiaanmu, berdoalah. Jika kau tak sengaja menyakiti mereka yang kau cintai sepanjang perjalanan itu, minta maaflah. Dan ketika engkau telah menemukan kebahagiaan itu, berbagilah.”

    Kemudian dia menambahkan,”Ingatlah bahwa kau tidak akan pernah bisa menyenangkan semua orang.”

If you made it this, far, please say 'hi'. It really means a lot to me! :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?

READ MORE:

Legs and Apples
Do it because it’s fun. Because it brings you joy; because it’s meaningful to you. Do it because it gives you simple tiny pleasures. Do it because it makes you smile.
The view from De Klok
I took another digital detox this weekend—I limited myself to a 5-minute screen time on Saturday and Sunday to quickly check my business account. I closed my social media account for the rest of the days.
Hanny illustrator
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting life—one word at a time.

hanny

TAKE WHAT YOU NEED
VISIT THE SHOP