Minggu-minggu terakhir ini saya jadi punya ritual tersendiri begitu sampai di rumah at about 9 p.m.: berlama-lama mandi air hangat–berdiri yang lamaaa di bawah kucuran shower sambil nyobain berbagai aroma sabun yang tersedia. Minum secangkir susu cokelat, terus ngintip isi kulkas (nyari bangkuang) dan lemari makan (nyari tahu). Ngeluarin handphone dari tas dan mengaktifkan alarm. Ngambil bolpen dan diary saya … and start to write about every little thing I’ve done sambil tengkurap di atas tempat tidur sampai ngantuk. Dan kalau udah mulai nguap-nguap gitu, I’ll turn off the light. Trus pasang my moshimaro bed-side lamp yang cahayanya oranye temaram, sambil dengerin CD-nya Yiruma di DVD player dengan volume sayup-sayup. Loncat lagi ke tempat tidur, menendang-nendang bantal sapi dan boneka Teddy Bear saya ke karpet (biar legaaa), terus langsung menarik selimut dan meringkuk diam-diam dalam gelap until I fell asleep.

Justru pas lagi meringkuk diam-diam seperti itulah biasanya pikiran saya ngelantur kemana-mana. Dibilang ngelamun enggak, ngehayal juga nggak, tapi… apa ya, nggak tau deh. Pokoknya tiba-tiba jadi banyak pikiran yang masuk aja ke kepala saya, past memories, wajah orang-orang yang saya kenal … semuanya, numpuk-numpuk jadi satu. Gak jelas. Mungkin itu yang disebut twilight zone … keadaan antara terjaga dan terlelap. Keadaan persis beberapa detik sebelum kita jatuh tertidur. Such an interesting state of mind ya pada saat itu? Karena gak ada orang yang bisa inget kan kapan persisnya dia beralih dari “awake” ke “asleep”. It all happens automatically.

Nah, kemarin itu, sebelum tidur, tiba-tiba pikiran yang terlintas di benak saya adalah: I want to be able to fall in love again! Hahaha, so pathetic! ;p Tahun-tahun terakhir ini saya jadi agak-agak cynical about love. Bukan dalam arti I don’t believe in love any longer, tapiii … probably I’m (still) afraid of falling in love. Beberapa tahun yang lalu, Ifel sempet bilang,”mungkin lo agak trauma gitu. Atau masih penasaran karena being dumped for no reason at all”. Hmm, mungkin juga. It’s not fair aja. I juz wanna know the reason why. Bodo amat apakah mungkin dia selingkuh with somebody else, atau mungkin dia udah bosen ama saya… juz let me know the exact reason why! No fights, no quarrels, nothing … dan di tengah keadaan yang serba adem ayem itu tiba-tiba aja he said “It’s over”. Oh, alright.

It’s not that I’m still in love with him. Nggak, sih. Saya udah bener-bener nggak ada feeling apa-apa lagi sama dia. Cuma to start a new relationship lagi… jadi nggak PD aja, mungkin ya? Merasa bahwa I’m not good enough. That I don’t deserve it. Berpikir bahwa those guys are not serious. They’re not loyal. They’ll cheat. Mungkin mereka cuma pengen mempermainkan saya aja. Jadi punya pikiran jelek-jelek kayak gitu, sih. Efek yang sangat merugikan … ;p hehehe.

🙁

Waktu di nikahannya Ditik hari Minggu kemarin, ketika banyak cowok lucu dan cewek lucu berseliweran dari segala penjuru, saya dan Pupz sama-sama berpandangan dan bilang “Come on, udah hampir 5 tahun, gitu lhooo!”, dan kita ketawa bareng (ketawa getir) Hehehe. Ditik udah married. Amonz udah jadian. Mumz udah mau married ;p sementara saya sama Pupz kok masih in the middle of nowhere. (Kamu jadian duluan, gih, Pupz… mungkin abis itu my luck will come ;p)

Mungkin nggak sih, kita sama-sama trauma, Pupz? Bukan “trauma” yang gimana banget, sih. Cuma mungkin kita sama-sama takut mulai lagi. Takut jatuh cinta yang “dalem” lagi sama seseorang dan dikecewakan setelah itu. Takut kalau-kalau kita bakal menghabiskan beberapa bulan (bahkan tahun) mourning… crying… feeling desperate. Walaupun memang saya sama kamu beda kasus, sih, Pupz. I’m glad you’ve been trying to get over your past by chasing “her”. Itu sih yang penting. Nggak jadi soal dapet atau nggak, yang penting usaha, ya. Daripada saya? Yang masih statis gini. Hahaha.

Kayaknya saya butuh seseorang yang bisa menunjukkan sama saya bahwa there’s such thing as a loyal, sincere, and honest guy. Bahwa there’s such thing as love.

I wanna be able to fall in love again.

To trust in love again.

Teach me how…

hanny

One Response

If you made it this, far, please say 'hi'. It really means a lot to me! :)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WANT TO SHARE WITH SOMEONE WHO NEED THIS?

READ MORE:

Legs and Apples
Do it because it’s fun. Because it brings you joy; because it’s meaningful to you. Do it because it gives you simple tiny pleasures. Do it because it makes you smile.
The view from De Klok
I took another digital detox this weekend—I limited myself to a 5-minute screen time on Saturday and Sunday to quickly check my business account. I closed my social media account for the rest of the days.
Hanny illustrator
Hi. I'm HANNY
I am an Indonesian writer/artist/illustrator and stationery web shop owner (Cafe Analog) based in Amsterdam, the Netherlands. I love facilitating writing/creative workshops and retreats, especially when they are tied to self-exploration and self-expression. In Indonesian, 'beradadisini' means being here. So, here I am, documenting life—one word at a time.

hanny

TAKE WHAT YOU NEED
VISIT THE SHOP